Mohon tunggu...
Jumarni
Jumarni Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya Manusia Dhaif

Selesaikan Urusan Allah, Allah akan selesaikan segala urusanmu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Pendidikan Berparadigma Al Quran

15 Januari 2021   15:15 Diperbarui: 15 Januari 2021   15:22 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Artinya, tidak selayaknya pendidikan hanya memprioritaskan pengembangan keagamaan dengan maksud meningkatkan budi pekerti dan akhlak namun mengesampingkan pengembangan intelektualitasnya. Hal yang sama tidak dibolehkan jika pendidikan hanya mengedepankan pengembangan kecerdasan dan keterampilan dan mengabaikan pengembangan spiritualitasnya lewat pedalaman dan penghayatan agama.

Di Indonesia, terjadi dualisme dalam penyelenggaraan pendidikan. Terdapat sekolah yang diselenggarakan oleh diknas yang disebut sekolah umum. Selain itu, terdapat sekolahh yang berada di bawah  Departemen Agama, berupa madrasah dan pondok pesantren. Pada sekolah umum sekalipun diajarkan agama, namun jumlah jam pelajaran yang disediakan amat kecil. 

Demikian pula sebaliknya, di pondok pesantren lebih menguatkan pendidikan agama, dan dalam banyak kasus tidak memberikan pengetahuan umum. Sedangkan madarasah, akhir-akhir ini sudah dilakukan perbaikan kurikulum dengan memberikan pengetahuan umum dan agama secara seimbang, atau sama banyak jumlahnya. 

Hanya saja, menyangkut terakhir ini, belum ditemukan pola pendidikan agama yang lebih produktif. Kegiatan yang terjadi baru berupa pengajaran agama, belum memberikan nuansa pendidikan yang lebih komprehensif.

Sebenarnya, sedikitnya porsi pendidikan agama di sekolah tidak mengapa, asal kekurangan itu dapat ditambal oleh kegiatan di keluarga atau di masyarakat. Kenyataannya, pendidikan agama dikeluarga ataupun di masyarakat sudah semakin melemah. Atas dasar alasan-alasan kesibukan orang tua atau juga keterbatasan pemahaman agama, pendidikan agama di keluarga tidak dapat dimaksimalkan. 

Demikian pula pendidikan agama di masyarakat, bahwa kegiatan mengaji di langgar, musholla, masjid tampaknya sudah semakin berkurang, tidak hanya di perkotaan tetapi juga di pedesaan.

Kenyataan seperti ini menjadikan yang utuh semakin sulit diperoleh. Yang terjadi adalah pendidikan berjalan secara terfragmentasi atau terpilah-pilah yang mengedepankan sebagian dan mengabaikan bagian lainnya. Fenomena seperti ini berakibat pada rendahnya pemahaman dan penghayatan agama oleh sebagian orang yang tidak menyenyam pendidikan agama. 

Oleh karena itu, akibat dari lemahnya pemahaman agama, mereka tidak merasa gelisah bahkan merasa tidak perlu terhadap kitab suci, walaupun dia mengaku sebagai seorang yang beragama.

Bagaimana Al-Qur'an Berbicara Tentang Pendidikan

Al-Qur'an sebagaimana disebutkan dalam berbagai ayat adalah merupakan petunjuk, penjelas, pembeda, dan sumber inspirasi bagi manusia. Orang yang bertaqwa adalah yang tertinggi bagi kehidupan manusia. Dengan demikian, orang yang bertaqwa tidak saja selamat di dunia, tetapi juga selamat di akhirat. 

Ukuran keberhasilan hidup sebagaimana yang disebutkan dengan konsep taqwa, ternyata dalam kehidupan sehari-hari kurang dihayati. Kalaupun digunakan, sifatnya formal, semisal seorang calon pejabat pemerintah dipersyaratkan bertaqwa kepada Tuhan. Persyaratan seperti itu dalam prakteknya tidak jelas. Ukuran-ukuran tentang ketaqwaan itu tidak pernah dirumuskan, sehingga semua orang telah dianggap bertaqwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun