Mohon tunggu...
Jumarni
Jumarni Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya Manusia Dhaif

Selesaikan Urusan Allah, Allah akan selesaikan segala urusanmu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Notulensi Diskusi Online Hari Kartini

12 Mei 2020   18:56 Diperbarui: 12 Mei 2020   18:56 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Padahal corak perjuangan Kartini itu berbeda sekali dengan feminis. Selanjutnya Rahma karena mereka adalah orang-orang yang menampakan identitas keislamannya maka jarang ya, walaupun belakangan ini banyak feminis yang mengklaim bahwa Rahma adalah feminis. Padahal sama sekali enggak. Rahma juga bukan orang yang menentang poligami, dan juga nilai-nilai yang diajarkan kepada santrinya itu jauh dari nilai feminisme.

Kenapa diambil tiga tokoh tadi karena mereka ikon dalam perjuangan perempuan dan juga karena kita fokus mau mengkomparasikan perbedaan emansipasi dan kesetaraan gender, maka saya mengambil dua tokoh ini. Karena kontroversial nih . Kalau Cut Nyak Dien dan Rahma ini nggk kontroversial atau lebih jelas kalau posisi mereka. Kemudian nilai apa sih yang diperjuangkan RA Kartini. 

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa perjuangan RA Kartini murni untuk melawan kebodohan karena bisa jadi perempuan itu pada masa era Kartini mengalami pembodohan karena pemerintah kolonial nggak mau jika perempuan di Indonesia ini pinter, jika mereka pinter itu bisa jadi melawan otoritas Belanda. Terbukti dengan adanya edukasi di kebijakan politik etis itu melahirkan perempuan perempuan yang berani melawan Belanda. Sehingga sejarah-sejarah yang melenceng dari seharusnya itu dibuat oleh Belanda.

Kemudian Apa perbedaan kesetaraan gender dan emansipasi? Kalau kita mau kritis artinya hampir sama. Kalau di KBBI kita bisa melihat emansipasi itu artinya kalau kita mau lihat dari kacamata kajian feminisme, emansipasi itu artinya pembebasan dari kungkungan. Untuk apa mengatakan RA Kartini ini adalah pejuang emansipasi? Kita harus lihat dulu siapa lawannya. 

Kalau misalnya lawannya Belanda itu bisa dikatakan RA Kartini itu perjuangkan emansipasi tapi kalau lawannya itu yang dibicarakan adat Jawa, itu nggak nggak boleh, kartini itu memperjuangkan emansipasi bukan untuk melawan adat Jawa karena adat Jawa itu mengajarkan nilai-nilai yang baik untuk perempuan Indonesia atau perempuan Jawa khususnya. 

Dan yang dilawan Kartini dengan narasi emansipasinya itu bukan adat Jawa, tapi tujuannya itu untuk melawan Belanda. Maka dia memperjuangkan emansipasi, perempuan harus sekolah, harus kita lakukan untuk melawan Belanda dan melahirkan generasi yang tidak menjadi antek Belanda. Jadi kalau misalnya ingin bicara emansipasi atau mengikonkan kartini dengan wacana emansipasi pada budaya Jawa, maka tidak seperti itu, karena budaya Jawa bukan mengkungkung perempuan. 

Tapi untuk penjajahan Belanda sudah jelas, bukan hanya perempuan aja namun semua masyarakat Indonesia. Jadi di sini perjuangan Kartini itu nggk berbasis jenis kelamin namun hanya meminta hak untuk supaya perempuan juga bisa melawan Belanda dengan dengan Kemampuan berpikirnya, kemampuan literasinya dan sebagainya. Jadi bukan seks center atau gender center. Kalau misalkan gerakan feminisme itu kan berbasis gender, semua kekhususan terhadap perempuan.

Kalau kesetaraan gender ini sebetulnya awal perjuangan nya sama dengan yang diperjuangkan Kartini yakni ingin memperjuangkan kesamaan hak di mata hukum, persamaan hak untuk memperoleh pendidikan, ekonomi dan sebagainya. Jadi nggak hanya untuk domestik tapi juga berpengaruh ke publik. Namun wacana atau perjuangan kesetaraan gender itu nggak hanya sampai disitu, ternyata banyak sekali dengan bergesernya makna gender itu sendiri. 

Gender itu tadinya hanya peran. Gimana caranya agar hak perempuan untuk tampil di publik itu bisa diperoleh. Kemudian mengalami pelebaran makna, bukan peran perempuan lagi atau bukan peran jenis kelamin aja tapi seperti identitas. Jadi sekarang ini, kenapa lgbt menjadi salah satu yang diperjuangkan feminisme karena bagi mereka apa pun gender seseorang, tidak peduli apa jenis kelamin biologisnya, itu harus di perjuangkan kesetaraannya. 

Jadi orang yang jenis kelaminnya laki2 tapi gendernya feminim, bagi mereka itu harus diperjuangkan supaya bisa setara dengan orang yang gender dan jenis kelaminnya beriringan. Jangan sampai kita tertipu dengan perjuangan kesetaraan gender yang mengatakan perempuan itu nggak harus di domestik terus namun bisa juga di publik. 

Tidak sesederhana itu. Karena sekarang makna leaetaraan gender semakin melebar. Dengan adanya makna gender ini otomatis perjuangan-perjuangan seperti LGBT, kemudian seseorang bisa menyalurkan orientasi seksualnya dengan sesuka hati itu diperjuangkan . Maka disini kita bisa melihat bahwa kesetaraan gender dan emansipasi itu berbeda. Kalau sekarang gender itu kenapa feminis nggak menggunakan kata emansipasi karena itu terlalu simple untuk perjuangan mereka yang sangat rumit. Karena mereka juga memperjuangkan orang-orang yang LGBT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun