Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bunda Nur Latih Para Penyandang Disabilitas di Rumah Kreasi Cimahi

26 Juli 2020   14:13 Diperbarui: 28 Juli 2020   17:48 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua peserta, panitia, dan tamu undangan yang hadir wajib melaksanakan protokol kesehatan, seperti diperiksa suhu tubuhnya dengan menggunakan thermo gun, mencuci tangan menggunakan sabun, dan memakai masker. Para peserta juga diberi pelindung wajah (face shield) secara gratis oleh panitia dan wajib dipakai selama kegiatan berlangsung.

Setelah mengisi daftar hadir, semua peserta didaulat foto bersama untuk mengabadikan momen tersebut. Peserta yang hadir dan ikut foto bersama di antaranya anggota dan pengurus PPDI Kota Cimahi, termasuk ketua, sekretaris, dan pembinanya. 

Hadir juga para tamu undangan lainnya yaitu Ketua Komite Seni Rupa Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC), Deden Maulana A.Drs, M.Ds; Ketua Bidang Kerja Sama DKKC, Lukmanul Hakim; dan Sekretaris DKKC, Yanti; serta Ketua Forum Pelukis (Forkis) Cimahi, Agus Hamdani.

Seorang peserta pelatihan sedang mengisi absen kehadiran di Rumah Seni Cimahi (sumber: J.Haryadi) 
Seorang peserta pelatihan sedang mengisi absen kehadiran di Rumah Seni Cimahi (sumber: J.Haryadi) 

Ketua PPDI Kota Cimahi, Muhammad Taufik (42) sedang mengisi absen kehadiran di Rumah Kreasi Cimahi (sumber: J.Haryadi)
Ketua PPDI Kota Cimahi, Muhammad Taufik (42) sedang mengisi absen kehadiran di Rumah Kreasi Cimahi (sumber: J.Haryadi)

Foto bersama para peserta pelatihan membuat face shield ethnic di Rumah Kreasi Cimahi (sumber: J.Haryadi)
Foto bersama para peserta pelatihan membuat face shield ethnic di Rumah Kreasi Cimahi (sumber: J.Haryadi)

Dalam kata sambutannya, Bunda Nur mengatakan bahwa kegiatan di Rumah Kreasi Cimahi tersebut bertujuan untuk terus berbagi ilmu terapan yang bermanfaat. 

Selain itu, alumni Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Seni Patung Angkatan 1978 ini berharap agar keterampilan ini dapat dijadikan sebagai bekal untuk membuka usaha bagi para penyandang disabilitas sehingga nantinya bisa membantu menjadi jalan rezeki dan keberkahan hidup bagi mereka.

Mengapa Rumah Kreasi Cimahi memilih membuat face shield? Karena jangka waktu pemakaian kain sangat  terbatas, yakni hanya empat jam, dan baru boleh digunakan kembali setelah dicuci atau menggantinya dengan masker kain yang lain sehingga akan lebih boros dan kurang efektif. Berbeda dengan face shield yang lebih praktis dan nyaman digunakan.

"Kelihatannya ke depan, face shield ini akan banyak dibutuhkan, terutama selama dan setelah masa AKB selesai, dan saat sistem belajar di sekolah kembali dimulai. Namun, pemakaiannya harus tetap jaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan," jelas ibu tiga orang anak ini dihadapan para peserta pelatihan.

Selanjutnya Bunda Nur berharap setelah pelatihan ini, para peserta dapat mengembangkan keterampilan membuat face shield ethnic tersebut dengan kreasinya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun