Semua peserta, panitia, dan tamu undangan yang hadir wajib melaksanakan protokol kesehatan, seperti diperiksa suhu tubuhnya dengan menggunakan thermo gun, mencuci tangan menggunakan sabun, dan memakai masker. Para peserta juga diberi pelindung wajah (face shield) secara gratis oleh panitia dan wajib dipakai selama kegiatan berlangsung.
Setelah mengisi daftar hadir, semua peserta didaulat foto bersama untuk mengabadikan momen tersebut. Peserta yang hadir dan ikut foto bersama di antaranya anggota dan pengurus PPDI Kota Cimahi, termasuk ketua, sekretaris, dan pembinanya.Â
Hadir juga para tamu undangan lainnya yaitu Ketua Komite Seni Rupa Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC), Deden Maulana A.Drs, M.Ds; Ketua Bidang Kerja Sama DKKC, Lukmanul Hakim; dan Sekretaris DKKC, Yanti; serta Ketua Forum Pelukis (Forkis) Cimahi, Agus Hamdani.
Dalam kata sambutannya, Bunda Nur mengatakan bahwa kegiatan di Rumah Kreasi Cimahi tersebut bertujuan untuk terus berbagi ilmu terapan yang bermanfaat.Â
Selain itu, alumni Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Seni Patung Angkatan 1978 ini berharap agar keterampilan ini dapat dijadikan sebagai bekal untuk membuka usaha bagi para penyandang disabilitas sehingga nantinya bisa membantu menjadi jalan rezeki dan keberkahan hidup bagi mereka.
Mengapa Rumah Kreasi Cimahi memilih membuat face shield? Karena jangka waktu pemakaian kain sangat  terbatas, yakni hanya empat jam, dan baru boleh digunakan kembali setelah dicuci atau menggantinya dengan masker kain yang lain sehingga akan lebih boros dan kurang efektif. Berbeda dengan face shield yang lebih praktis dan nyaman digunakan.
"Kelihatannya ke depan, face shield ini akan banyak dibutuhkan, terutama selama dan setelah masa AKB selesai, dan saat sistem belajar di sekolah kembali dimulai. Namun, pemakaiannya harus tetap jaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan," jelas ibu tiga orang anak ini dihadapan para peserta pelatihan.
Selanjutnya Bunda Nur berharap setelah pelatihan ini, para peserta dapat mengembangkan keterampilan membuat face shield ethnic tersebut dengan kreasinya masing-masing.