Para perupa yang selama ini selalu berpameran lukisan secara offline juga bisa menggelar pameran lukisan secara online. Justru berpameran lukisan secara online biayanya jauh lebih murah.Â
Mereka tidak perlu harus membayar biaya tempat pameran yang cukup mahal. Belum lagi harus menyiapkan ongkos untuk membawa lukisan ke tempat pameran. Juga membayar petugas atau panitia pameran dan mengurus berbagai perizinan.Â
Bukan saja berpameran secara online, seniman juga bisa melelang lukisan mereka secara live melalui medsos. Apakah hal ini bisa dilakukan? Ya, tentu saja bisa. Contohnya apa yang dilakukan oleh Lukman Zen, seorang seniman sekaligus pemilik usaha ZenProductions yang bergerak di bidang pertunjukan seni.Â
Sejak awal April 2020, Zen mengadakan pameran lukisan karya perupa Indonesia dengan memajang karya para seniman melalui situs www.gbsri.com. Dia juga mengadakan lelang lukisan dengan memanfaatkan aplikasi medsos, WhatsApp Grup.
Lain lagi dengan Soni, pekerja industri kreatif di Kota Cimahi ini lebih memilih banting stir jadi tenaga marketing usaha konveksi milik teman-temannya yang macet.Â
Dia ikut membantu menjual dengan harga yang lebih murah ke koleganya. Berkat usaha gigihnya, produknya pun laku dipasar dan dia mendapatkan keuntungan yang bisa digunakannya buat bertahan hidup.
Sutradara asal Kota Cimahi, Dede Syarif memberikan solusi bagi teman-temannya sesama seniman, khususnya para pemain teater agar bisa menyiasati kondisi ini dengan tetap berkarya dalam ruang keterbatasan.
"Dengan adanya penerapan PSBB ini, bukan berarti senian kehilangan kreativitasnya. Para dramawan dan para sineas film bisa saja kreatif di rumah dengan membuat pertunjukan mandiri, seperti membuat monolog (drama yang dimainkan oleh satu orang) kemudian di rekam secara audio visual dan di upload ke YouTube, IG atau FB, maka jadilah sebuah karya seni pertunjukan teater. Demikian pula dengan film, para sineas bisa kreatif untuk membuat scenario atau membuat film-film pendek yang melibatkan satu atau dua orang saja," pungkas Dede dengan penuh optimisme.
Ini hanya sebagian contoh kecil tentang kreativitas yang bisa dilakukan seniman dikala harus bekerja dari rumah atau Work from Home (WFH). Tentu masih ada cara lain yang bisa dilakukan untuk memberdayakan keahlian para seniman.Â
Gerakan Peduli Membantu Seniman IndonesiaÂ
Tidak semua seniman memiliki kemampuan bertahan seperti rekannya yang sukses. bagi seniman yang penghasilannya pas-pasan, wabah pandemi corona membuat mereka mati kutu.Â