“Waktu di SMP, Aku sempat ditawarin untuk sekolah di SMP Teknik. Kemudian lanjut ke SMK dan ATPU (Akademi Teknik Pekerjaan Umum). Mungkin karena bakat menggambarku,” ujar Agus menjelaskan.
Anehnya, kalau disuruh ibunya untuk ikut lomba menggambar, Agus kerap menolaknya dengan alasan itu cuma sekedar hobi saja. Kebiasaan Agus di kelas sering mendemontrasikan kemahirannya menggambar karikatur di depan teman-temannya. Kebiasaannya ini membuat beliau dijuluki teman-temannya dengan julukan “Agus Gambar”.
Musibah Datang Tanpa Diundang
Masa-masa sekolah di SMP yang begitu indah tidak bisa dirasakan terlalu lama oleh Agus Hamdani. Suatu hari ketika masih duduk di kelas 2 SMP, Agus mengalami sebuah kecelakaan. Saat itu dirinya sedang dibonceng motor oleh temannya di daerah Kebon Jati, Bandung. Tiba-tiba sebuah mobil menyalip motor yang ditumpanginya dari belakang. Motornya tersenggol, sehingga dirinya terlempar cukup keras dari motor dan terhempas ke jalan raya. Beberapa tulangnya patah dan mengalami luka yang cukup parah.
Sejak kejadian tersebut, Agus mengalami kelumpuhan selama 2 tahun lamanya. Sehari-hari kegiatannya cuma di atas tempat tidur, tidak bisa kemana-mana Pengobatan secara terapi dijalankannya secara rutin, sampai akhirnya bisa berjalan kembali menggunakan tongkat.
Pengalaman Mengajar Pertama Kalinya
Salah seorang kakak kandung Agus sehari-hari mengajar mengaji Iqro’ di masjid dekat rumahnya. Suatu ketika masjid tersebut di renovasi, sehingga semua murid yang belajar dipindahkan ke rumah ibunya. Karena ruangan tengah rumah ibunya sempit untuk dipakai belajar, akhirnya terpaksa kamar beliau juga dipakai sebagai tempat belajar siswa lainnya.
Belajar mengaji terkadang membuat anak-anak bosan. Salah satu cara menyiasatinya, Agus punya ide untuk mengajar mengambar dan mewarnai kepada murid-murid tersebut. Ternyata respon anak-anak begitu positif. Mereka bertambah antusias belajar. Inilah cikal bakal beliau mengajar menggambar.
Profesi Agus sebagai guru menggambar profesional secara tak sengaja diperolehnya setelah beliau mendapatkan penawaran dari salah seorang kerabatnya. Semula beliau hanya iseng-iseng saja memberikan pelajaran menggambar di TK Islam yaitu TK Muhammad Iqbal dan TK Cahaya Indonesia (CI) sambil mengisi waktu luangnya. Namun berkat tangan dinginnya, banyak anak asuhnya yang berhasil menjuarai berbagai kejuaraan menggambar dan mewarnai yang ada di kota Cimahi dan sekitarnya. Akhirnya tawaran mengajar pun mengalir deras dan kesempatan itu dimanfaatkannya dengan baik.
Menurut penggemar batu akik ini, dirinya sempat nerveus saat pertama kali mengajar di sekolah TK. Ada perasaan minder dan tidak percaya diri, semua bercampur menjadi satu. Keringat dingin keluar dari pori-pori kulit di sekujur tubuhnya. Namun semua itu akhirnya berhasil dilaluinya dengan selamat. Seiring dengan perjalanan waktu, kemampuan mengajarnya pun semakin baik.
Saat ini Agus Hamdani sudah menyelesaikan pendidikan menengahnya dengan ikut program Paket C. Kesibukan mengajarnya pun sangat luar biasa. Betapa tidak, disamping mengajar di 32 TK-SD di Kota Cimahi, Kota Bandung, Kab. Bandung dan Kab. Bandung Barat, beliau juga sering diminta jadi nara sumber berbagai seminar pendidikan dan pelatihan menggambar bagi guru-guru TK se Bandung Raya, menjadi juri berbagai lomba menggambar dan mewarnai serta mengajar les/privat menggambar dibeberapa studio/sanggar lukis.