Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peranan Karya Tulis Terhadap Peningkatan Gerakan Ngamumule Budaya Jawa Barat

21 Agustus 2015   09:25 Diperbarui: 21 Agustus 2015   09:25 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi gambar : J.Haryadi"][/caption]

Oleh : J. Haryadi

Aktivitas menulis sebenarnya sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, terutama sejak booming penggunaan handphone dan gadget melanda Indonesia. Apalagi dengan maraknya penggunaan sosial media seperti facebook dan Twitter yang diikuti berbagai media sosial lainnya, kegemaran menulis seolah-olah sudah menjadi kebutuhan masyarakat. Sehari saja tidak menulis, rasanya ada sesuatu yang kurang dalam hidup ini.

Sayangnya kebiasaan menulis yang sedang melanda berbagai lapisan masyarakat ini masih sebatas menulis sms, bbm, atau menulis status di Facebook atau Twitter. Belum banyak orang yang mengembangkan tulisannya, minimal dalam bentuk artikel. Padahal, minat baca dan masyarakat di media sosial sudah semakin meningkat.

Saat ini pengguna telepon seluler (ponsel) di Indonesia sudah mencapai 270 ribu orang (sumber : Menkominfo). Sementara itu, menurut data yang dilansir dari  Webershandwick, sebuah perusahaan public relations dan pemberi layanan jasa komunikasi, terdapat sekitar 65 juta pengguna Facebook (FB) di Indonesia dan sebanyak 33 juta pengguna aktif per harinya. Bahkan Indonesia termasuk pemakai media sosial FB nomor 4 di dunia, setelah USA, Brazil dan India.

Sedangkan pemakai Twitter di Indonesisa berdasarkan data PT Bakrie Telecom berjumlah 19,5 juta orang. Indonesia menempati peringkat 5 pengguna Twitter terbesar di dunia. Posisi Indonesia hanya kalah dari USA, Brazil, Jepang dan Inggris

Selain itu,  jejaring sosial lain yang dikenal di Indonesia adalah  Path dengan jumlah pengguna 700.000 di Indonesia. Line sebesar 10 juta pengguna, Google+ 3,4 juta pengguna dan Linkedlin 1 juta pengguna (sumber : Kominfo).

Menyimak data diatas sangat jelas sekali betapa aktivitas online di dunia maya sudah menjadi kebiasaan sehari-hari masyarakat Indonesia dan hal ini tentu sangat berperan penting bagi penyebaran informasi. Oleh sebab itu sudah selayaknya kalau kemajuan dibidang teknologi informasi juga sebaiknya diiringi dengan kemauan oleh penggunanya untuk memanfaatkan sebaik-baiknya demi kemajuan bangsanya. Salah satu cara membangun bangsa yaitu dengan membuat karya tulis yang bermutu dan bermanfaat.

Tujuan Menulis

Ada sebagian orang yang menganggap pekerjaan menulis itu berat dan membosankan. Pendapat itu tentu bukan tanpa alasan. Mereka umumnya bingung harus menulis apa dan untuk apa tulisan yang akan dibuatnya.

Jika orang menulis tanpa tujuan, tentu saja hasilnya akan sulit dan dijamin hambar dan tidak bernilai. Menulis harus mempunyai tujuan yang jelas, ibarat kita bicara, maka jangan bicara asal bicara melainkan bicara yang ada manfaatnya. Menulis pun seperti itu. Menulis harus mempunyai tujuan yang jelas dan mempunyai perencanaan yang jelas pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun