Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merdeka Bukan Sekadar Memanjat Pinang

18 Agustus 2015   16:57 Diperbarui: 18 Agustus 2015   20:09 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mau melihat faktanya? Cukup mudah ! Misalnya masih banyak orang yang belum terbebas dari kemiskinan dan sulit sekali mencari pekerjaan. Lapangan kerja terbatas dan masyarakat miskin harus berjuang sendiri dan hidupnya belum ditanggung oleh negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Fakta lainnya, masih banyak masyarakat yang sakit dan tidak mampu membiayai pengobatannya. Masih banyak masyarakat yang belum mengenyam pendidikan akibat terhimpit ekonomi. Sementara itu di sisi lainnya masih banyak petinggi negara yang melakukan korupsi dan menghabiskan uang negara untuk kepentingan pribadinya.

Kita juga sering melihat prilaku tidak adil yang dilakukan aparat penegak hukum terhadap masyarakat kecil. Orang yang mencuri karena lapar harus masuk penjara, sementara koruptor dihukum ringan, bahkan tidak sedikit yang terbesa dari jerat hukum karena mampu membayar pengacara mahal yang bisa memplintir hukum.

Kasus penyerobotan tanah, penggusuran, perampasan hak atas harta benda dan penghilangan nyawa di berbagai daerah masih sering terjadi. Masih banyak juga petani yang mengeluh tidak berdaya akibat mahalnya harga pupuk yang mainkan oleh para spekulan. Ada juga pedagang kecil dan petani penggarap yang terjebak oleh ulah rentenir demi membiayai kehidupan mereka sehari-hari. Belum lagi banyaknya begal dimana-mana sehingga keamanan tidak terjamin dan masyarakat selalu merasa was-was jika bepergian.

Meskipun kondisi negara kita belum sepenuhnya merdeka, tetapi tidak ada salahnya kita tetap optimis dalam mengarungi kehidupan. Juga tidak ada salahnya kita merayakan hari kemerdekaan dengan berbagai lomba dan hiburan yang menarik. Setidaknya kegiatan ini bisa melupakan sejenak kepenatan kita dalam menjalani kehidupan yang ternyata tidak mudah ini.

Mengapa setiap kali merayakan kemerdekaannya, bangsa kita selalu memeriahkannya dengan berbagai perlombaan? Perlu anda ketahui bahwa sejarah adanya lomba 17 Agustusan menurut sejarawan dan budayawan J.J. Rizal, muncul pada era tahun 1950-an.

Masyarakat sendiri yang memunculkan lomba-lomba itu sejak perayaan HUT  Kemerdekaan RI yang ke-5. Sebelumnya tidak ada lomba,” ujar Rizal, seperti dilansir dari Suaracom, Senin (10/8/2015).

Rizal mengatakan bahwa masyarakat pada saat itu begitu antusias ingin memeriahkan perayaan HUT Kemerdekaan RI dengan cara yang menyenangkan. Bahkan presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, adalah salah seorang yang paling bersemangat dengan adanya lomba 17 Agustusan. Sejak saat itu tradisi ini terus berjalan dan meluas ke seluruh tanah air sampai sekarang.

Menurut Rizal, inti dari perlombaan yang dilakukan saat lomba 17 Agustus adalah menggambarkan semangat orang Indonesia yang dulu ingin segera mengakhiri penjajahan Belanda di Indonesia. Semangat juang itulah yang terus dipertahankan sampai sekarang.

 

*** 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun