Tiga warga Lampung Utara tersebut ternyata berasal dari Desa Sidorahayu, Kecamatan Abung Semuli. Menurut Kepala Desa Sidorahayu, Sugiono, ketiga orang tersebut memang warga desanya. Bahkan kepergian mereka dari desanya bukan bertiga, melainkan berlima (satu keluarga).
"Benar mereka adalah warga Sidorahayu, Trimanto dan istrinya (Sofiatun) pamit hendak ke Kalianda, Lampung Selatan, sedangkan Kasiati Warkam (Ibu Trimanto), Aliman, dan Lusi (istri Aliman) serta anaknya berumur dua tahun pamit pergi ke Padang,” ujar Sugiono saat ditemui awak media di kediaman Aliman.
Sugiono menambahkan, kelima warganya tersebut berangkat dari desanya pada Senin (18/5/2015) sekitar pukul 18.00 WIB dengan menumpang mobil travel berwarna putih.
"Kami tidak mengetahui secara pasti kepergian mereka. Saat pamit pada paman atau kerabatnya di sini mengatakan hendak pergi ke Kalianda dan Padang," ungkap Kepala Desa Sidorahayu tersebut.
Rembuk Desa Atasi Kemarahan Warga
Usai Sholat Tarawih, sekitar pukul 21.00 WIB (Minggu, 28/6/2015) masyarakat Desa Sidorahayu, Kecamatan Abung Semuli, Kabupaten Lampung Utara, mengadakan acara Rembuk Desa (bermusyawarah) dalam rangka untuk menentukan apakah mereka mau menerima kembali atau tidak terhadap ketiga warganya yang baru pulang dari Turki. Hal ini berkaitan dengan pemberitaan media masa beberapa hari sebelumnya yang mengabarkan bahwa ketiganya terindikasi terlibat ISIS dan aliran keagamaan yang menyimpang.
Acara yang berlangsung di kediaman Kasiem, anak kedua Karyati berlangsung hikmat dan penuh dengan kekeluargaan. Beberapa pejabat pemerintah, anggota POLRI, anggota TNI, tokoh agama dan tokoh masyarakat terlihat hadir disana. Tampak Kepala Badan Kesbangpol Lampung Utara Drs. Murni Rizal, M.Si., Kabid. Kewaspadaan Nasional Kesbangpol Lampung Utara Adiguna, SE, MM., Camat Abung Semuli Juwono, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung Utara Drs.H. Mughofir dan Kepala Desa Sidorahayu Sugiono.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Sidorahayu Sugiono mengajak masyarakatnya agar bersama-sama saling menjaga dan saling memperhatikan. Sebagai Kepala Desa, Sugiono tidak bisa secara semena-mena langsung menerima kembali kepulangan ketiga warganya ke desa tersebut tanpa persetujuan masyarakat. Oleh sebab itu pihaknya mengharapkan agar ketiga warga tersebut bersikap jujur dan terbuka terhadap mereka, apakah masih mau dibina atau tidak oleh pemerintah. Jawaban dari ketiganya sangat menentukan sikap warga desa terhadap keberadaan di desa tersebut.
Pada kesempatan itu Camat Abung Semuli Juwono kembali menceritakan kronologis peristiwa yang menyebabkan ketiga warganya yang diamankan oleh Tim Densus 88 Anti Teror Polri setelah pulang dari Turki. Dia berharap agar acara Rembuk Desa malam tersebut bisa menjelaskan secara tuntas kepada masyarakat mengenai alasan kepergian ketiga warganya tersebut ke Turki dan berbagai pertanyaan masyarakat lainnya yang berkaitan dengan pengajian yang selama ini dilakukan dan terindikasi menyimpang dari ajaran Islam.
Setelah diberi kesempatan berbicara, Trimanto yang menjadi juru bicara ketiga warga tersebut terlebih dahulu meminta maaf terhadap warga, khususnya masyarakat Desa Sidorahayu. Dia menyesal dan mengaku sudah salah langkah sehingga mencemarkan nama baik desanya.
Trimanto mengaku kalau dirinya dan keluarga berangkat meninggalkan desanya pada Senin, 18 Mei 2015. Kemudian pada 6 Juni mereka berangkat ke Turki, transit di Istanbul. Lalu pada 7 Juni menuju ke Ankara, ibukota Turki. Dalam perjalanan menuju Syria, mereka terjaring razia polisi Turki.