Mohon tunggu...
Jumah
Jumah Mohon Tunggu... Ilustrator - Illustrator

Sedang kuliah di universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, prodi geografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Farming Media Massa Mengenai Permasalahan Sampah Kabupaten Purbalingga

4 September 2024   06:55 Diperbarui: 4 September 2024   07:07 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

10

"Sampah dan Bencana Banjir di Purbalingga: Apa Kaitannya?"

19/08/2024

12:25

Lingkungan Hidup Kita

Artikel ini menyoroti kaitan antara sampah yang tidak dikelola dengan baik dan banjir di Purbalingga, mengajak pembaca untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

Berdasarkan tabel yang menyajikan berbagai judul berita mengenai permasalahan sampah di Kabupaten Purbalingga, dapat diidentifikasi beberapa pola framing yang digunakan oleh media massa dalam menyajikan isu tersebut. Secara umum, terdapat beberapa tema utama dalam framing media: tuntutan tindakan dari pemerintah, keterlibatan masyarakat, inovasi pengelolaan sampah, serta dampak lingkungan dari pengelolaan sampah yang buruk.

Pertama, beberapa media menekankan pada pentingnya tindakan segera dari pemerintah daerah, seperti yang terlihat pada berita berjudul "Sampah Menumpuk di Sungai Klawing: Pemkab Purbalingga Diminta Bertindak" dan "Krisis Sampah di Pasar Purbalingga, Pedagang Resah". Kedua berita ini menggunakan framing yang menekankan tanggung jawab pemerintah dalam menangani masalah sampah, dengan tekanan khusus pada dampak negatif yang ditimbulkan terhadap masyarakat. Framing semacam ini cenderung memposisikan pemerintah sebagai aktor utama yang harus bertanggung jawab atas solusi masalah sampah dan menyoroti kekurangan atau keterlambatan dalam respons mereka.

Kedua, ada pula berita yang menekankan peran serta dan inisiatif masyarakat sebagai bagian dari solusi, seperti "Gotong Royong Warga Purbalingga untuk Bersihkan Sampah di Sungai" dan "Anak-anak Purbalingga Belajar Mengelola Sampah dari Sekolah". Berita-berita ini membingkai masyarakat sebagai agen perubahan yang aktif dan mampu berkontribusi secara positif terhadap solusi masalah sampah. Framing ini bertujuan untuk mendorong partisipasi aktif dari komunitas lokal dan menunjukkan bahwa upaya kolektif dapat menghasilkan perubahan nyata.

Ketiga, framing yang berfokus pada inovasi dan solusi kreatif, seperti dalam berita "Inovasi Daur Ulang Sampah: Solusi untuk Purbalingga?" dan "Peran Penting Bank Sampah di Purbalingga dalam Mengurangi Volume Sampah". Berita-berita ini mencoba membingkai masalah sampah sebagai peluang untuk inovasi dan solusi berkelanjutan, dengan penekanan pada pentingnya edukasi dan teknologi dalam pengelolaan sampah. Framing ini mengajak pembaca untuk melihat permasalahan sampah bukan hanya sebagai masalah lingkungan, tetapi juga sebagai kesempatan untuk menerapkan pendekatan baru yang dapat membawa manfaat ekonomi dan sosial.

Keempat, beberapa berita menghubungkan masalah sampah dengan dampak lingkungan yang lebih luas, seperti dalam artikel "Sampah dan Bencana Banjir di Purbalingga: Apa Kaitannya?" yang mengaitkan pengelolaan sampah yang buruk dengan bencana alam, seperti banjir. Framing ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pembaca tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun