Mohon tunggu...
Julyawati Munir
Julyawati Munir Mohon Tunggu... -

Ruby, Berlian, Topaz

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diah dan Ratih

14 November 2012   17:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:22 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ratih sama sekali tak menyangka dengan tawaran damai diah, air mata tanda bahagia atas penantian sebuah perdamaian mengalir membasahi pipi mulusnya, rasa syukur atas penawaran perdamaian yang ditawarkan diah sontak membuatnya berdiri menyalami dan mencium tangan diah, dan merekapun berpelukan bagai dua saudara, banyak yang sudah mereka lalui selama ini, tak semua orang bisa memahaminya tapi mereka berhasil melewati tahap demi tahap, tak mudah di pahami, tapi kenyataan memang tak semuanya bisa dengan mudah dapat di  pahami dan di terima semua orang....

* Polygami tak selalu pahit *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun