Mohon tunggu...
Julyawati Munir
Julyawati Munir Mohon Tunggu... -

Ruby, Berlian, Topaz

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diah dan Ratih

14 November 2012   17:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:22 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mas Bima akhirnya bertemu lagi dengan ratih, tapi dia sudah menjadi janda dengan dua orang anak, suaminya meninggal dunia, dan kepadaku mas bima mengakui bahwa dia simpati dengan keadaan ratih dan ingin menikahinya, mas bima ingin menjaga ratih, dan menjadi ayah bagi anak-anak ratih yang masih balita.

Aku sakit, sangat sakit..., bagaimanapun juga aku merasa mas bima sudah tidak mencintaiku, bagaimana mungkin mas bima tega menyampaikan keinginannya untuk menikah lagi, padahal mas bima sangat tahu kalau aku mencintainya sepenuh hatiku, tak pernah terlintas sedikitpun bahwa mas bima akan membagi cintanya, aku marah pada ratih, aku menuduhnya sebagai perempuan perusak rumah tangga, kesepian, dan tak punya perasaan, terlebih aku akhirnya tahu bahwa mereka pernah saling mencintai sebelum akhirnya mas bima memilihku untuk jadi istrinya, pada akhirnya pernikahan itu tetap terjadi, penolakanku bukan halangan bagi mas bima untuk melangsungkan niatnya, " Dek, mas tau kamu kecewa dengan niat mas ini, tapi mas tidak ingin kamu tahu pernikahan mas ini dari orang lain, mas tetap mencintaimu dan akan selalu bertanggung jawab padamu dan juga anak-anak, ndak ada yang akan berubah, hanya waktu kebersamaan yang akan sedikit berubah, selebihnya tidak," begitu mas bima saat menyampaikan niatnya ingin memperistri ratih, Aku hanya diam menahan perasaan

Tiga tahun berlalu, aku merasa sudah cukup, sudah saatnya aku mengakhiri perang dingin antara aku dan ratih, aku sudah memantapkan hatiku.

"Baiklah mbak, sore ini kita ketemuan..., mbak tentukan saja tempatnya". Aku membaca pesan singkat balasan dari ratih maduku, segera kukirim pesan balik ke ratih memberitahukan tempat pertemuan kami sore ini, semuanya akan segera berakhir, batinku.....

********

"Pertemuan"

"Assalamualaikum mbak...." Ratih menyalami Diah memulai percakapan di pertemuan sore itu

"Waalaikumsalam..., duduklah...," Ratih mengambil tempat berhadapan dengan Diah, lama mereka saling terdiam,  hingga pesanan minuman dihidangkan oleh waitress yang kemudian berlalu meninggalkan mereka yang masih saling diam

"Maaf mbak..., apa yang ingin mbak sampaikan pada saya ?" Ratih memecah kebisuan

"Apa yang ingin ku sampaikan ini adalah merupakan keinginanmu dan mas bima, dan juga merupakan keinginanku juga, Diah menjawab dengan suara tertahan." berat dan sakit dimadu sudah ku rasakan diawal pernikahanmu dengan mas bima, tapi sekarang sudah tiga tahun berlalu", diah menarik nafas panjang sebelum melanjutkan perkataannya, Ratih..., aku sudah bisa menerima kenyataan bahwa ada perempuan lain yang dicintai suamiku dan aku menawarkan persaudaraan denganmu, semua melalui proses yang tidak mudah..., mulanya aku memang sangat membencimu, aku merasa kamu janda kesepian perayu suami orang, aku mempertanyakan dimana perasaanmu sebagai sesama perempuan, tapi seiring berjalannya waktu, aku mulai paham mengapa mas bima jatuh hati kepadamu, selama ini mas bima tidak pernah berubah dalam bersikap terhadapku, meski dia sudah memiliki wanita lain, mas bima masih tetap memanjakanku dan semakin memperhatikan aku dan anak-anak, tak ada yang berubah, dia masih tetap suami yang sayang pada keluarga, dan aku yakin itu karena kamu adalah orang yang baik, dan aku yakin kita berdua bisa saling menyayangi sebagai dua orang saudara yang memiliki cinta yang sama besarnya pada mas bima, suami kita.

"Ratih...., saya ingin kita berdamai",

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun