Secara garis besar, kelima kejadian ini bisa dianggap sebagai landasan Yehezkiel untuk menyetujui bahwa Israel pantas untuk dihukum oleh Allah melalui serangan Babel. Tetapi apakah benar kelima kejadian tersebut merupakan perbuatan menyeleweng? Saya akan lebih menggali lagi setiap makna yang ada dalam teks tersebut, dengan mempertimbangkan ritus dan kebiasaan yang sudah ada dan berkembang sebelumnya di Yerusalem.
Selanjutnya untuk menafsirkan teks Yeh. 8: 1-18, tentang penglihatan Yehezkiel mengenai keadaan Yeruslem tersebut, jelas saya akan menggunakan beberapa metode dalam penafsiran saya.Â
Antara lain kritik historis dan naratif, tetapi apa yang ditekankan dalam penafsiran saya adalah memandang teks dengan menggunakan teori mnemohistory dan membaca teks tersebut dengan menggunakan perspektif poskolonial. Mnemohistory sendiri adalah teori yang pertama kali dicetuskan oleh Jan Assmann, dia menggunakan teori ini dalam mengungkap keberadaan Firaun Akhenaten.Â
Firaun tersebut telah dilupakan oleh orang-orang Mesir karena kekejamannya dalam melakukan revolusi (merevolusi agama politeistik menjadi agama monoteistik), dan akhirnya pengalaman traumatis akan kekejaman tersebut dipendam dan muncul kembali dengan memutar-balikkan apa yang ada karena kenangan traumatis tersebut sangat kuat.Â
Ternyata dalam penulisan sejarah selanjutnya, sejarah tersebut sudah tidak murni sejarah secara objektif, karena ada trauma-trauma kekejaman yang ikut mewarnai penulisan sejarah tersebut. Menulis sejarah dengan menggunakan ingatan kolektif masyarakat yang bersifat traumatis tersebutlah yang dinamakan teori mnemoshistory.Â
Selanjutnya perspektif poskolonial adalah perspektif yang menitikberatkan tentang hybirditas seseorang. Sebagai bangsa hasil jajahan kolonial, tentu saja kita memiliki kepribadian yang ingin menjadi seperti penjajah, selain itu, kepribadian kita pun merupakan kepribadian bentukan para penjajah. Hal tersebutlah yang menjadikan kita hybird, dan oleh sebab itu perspektif poskolonial saya gunakan untuk menafsirkan teks Yehezkiel 8: 1-18.Â
Ada pun Yehezkiel sendiri sebenarnya juga seorang Hybird, dia sudah menjadi manusia poskolonial dikarenakan penjajahan Babel. Selanjutnya penafsiran saya juga akan mempertimbangkan juga pendapat para ahli, dan memberikan tanggapan terhadap argumen mereka.Â
ISI
TAFSIR YEHEZKIEL 8: 1-18
Proses awal penglihatan (ayat 1-3)
Kitab Yehezkiel, khususnya pasal 8, kembali menyertakan setting waktu seperti pada pasal 1, tetapi pada pasal 8, setting waktunya terjadi pada tahun keenam, bulan keenam, pada tanggal lima. Menurut Block, tahun tersebut bisa dianggap sebagai tahun keenam setelah pembuangan raja Yoyakhin. Jadi penglihatan yang ada di pasal 8 bisa dikatakan satu tahun setelah penglihatan di sungai Kebar yang ada di pasal 1, lebih tepatnya 14 bulan.Â