Tulisan ini merupakan conceptual paper dengan tipe literature review, yaitu evaluasi kritis dan mendalam dari penelitian-penelitian terdahulu. Tulisan ini mereview artikel-artikel dari berbagai jurnal dengan kata kunci “filsafat, filsafat keperawatan, dan model kepemimpinan manejerial”. Kemudian hasil pencarian penulis saring lagi dengan membatasi tahun publikasi antara tahun 2015 hingga 2024, hal ini dilakukan penulis agar artikel yang di-review masih relevan.
Dari sejumlah artikel tersebut, penulis menemukan beberapa artikel yang serupa, kemudian penulis membaca abstrak dari masing-masing artikel dan memilih artikel yang merupakan penelitian empiris. Penulis kemudian menggolongkan artikel-artikel tersebut ke dalam dua kategori, yaitu artikel yang hanya sekilas menyebutkan kata “filsafat” dan artikel yang menjadikan ilmu kesehatan dan keperawatan sebagai objek penelitiannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Manajer Perawat biasanya mengawasi unit tertentu di rumah sakit. Oleh karena itu, mereka bertanggung jawab atas aspek administrasi dan klinis, termasuk menangani masalah pasien dan mengawasi perawat. Manajer tidak hanya membutuhkan keahlian khusus, tetapi mereka juga membutuhkan keterampilan komunikasi yang kuat. Mengarahkan seluruh kegiatan yang direncanakan, mencegah/mengatasi permasalahan manajerial, pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan melibatkan seluruh komponen yang ada, meningkatkan metode kerja keperawatan sehingga staf perawatan bekerja lebih efektif dan efisien, mengurangi waktu kerja yang sia-sia, mengurangi duplikasi tenaga dan upaya. Sementara untuk hasil akhir (outcome) yang diharapkan dari manajemen keperawatan adalah:
1. Terselenggaranya pelayanan/
2. Asuhan keperawatan yang berkualitas.
3. Pengembangan staf
4. Budaya riset bidang keperawatan
Filsafat dalam Keperawatan dan Peranannya
Pengembangan ilmu keperawatan tidak bisa terlepas dari peranan filsafat di dalamnya. Adapun manfaat atau peranan filsafat dalam keperawatan, antara lain: 1) memudahkan proses pembelajaran ilmu keperawatan, karena tanpa mempelajari filsafat ilmu keperawatan, maka akan sulit untuk melaksanakan proses pelayanan kesehatan; 2) dengan mengetahui dan melaksanakan perilaku yang mengandung makna, rasa cinta terhadap kebijaksanaan, terhadap pengetahuan, terhadap hikmah dan ucapannya yang baik dan sopan seseorang dapat mengetahui bagaimana landasan dasar dari ilmu kesehatan tersebut; 3) dapat memecahkan suatu permasalahan meliputi dampak teknologi, sosial budaya, ekonomi, pengobatan alternatif, kepercayaan spritual, dan masih banyak yang lainnya mengenai seluk beluk lingkup profesi kesehatan yang semuanya digunakan dalam hal pencapaian profesionalisme seorang petugas kesehatan; 4) menghindari dan meminimalisasi kesalahpahaman dan konflik dalam pencarian kebenaran tentang keperawatan; 5) sebagai dasar dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan untuk bertindak melalui pengalaman-pengalaman yang sudah ada; 6) mendapatkan kebenaran tentang hal-hal yang dianggap belum pasti apakah tindakan yang kita lakukan dan pendapat yang kita keluarkan itu adalah benar atau salah, misalnya jika kita melakukan tindakan seperti injeksi terhadap klien kita harus tahu terlebih dahulu prosedur-prosedur apa saja yang dilakukan, jadi setelah kita mengetahuinya maka kita akan melakukan tindakan itu secara benar; dan 7) dengan filsafat, seorang petugas kesehatan dapat menggunakan kebijaksanaan yang dia peroleh dari filsafat, sehingga petugas kesehatan tersebut dapat lebih berfikir positif (positif thinking), dan dengan positif thinking tersebut seorang petugas kesehatan dapat menjalankan tugasnya dengan baik, sehingga pasien yang tadinya susah berkomunikasi dapat menjadi lebih dapat berkomunikasi dengan baik, dan akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan pasien tersebut.
Ilmu keperawatan saat ini sudah banyak mengalami perkembangan yang pesat sesuai tuntutan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan secara umum, perkembangan IPTEK dan perkembangan profesi kesehatan sendiri (Rosa, 2018).