Budaya organisasi: Perusahaan selalu memiliki budaya, baik positif atau negatif, bermanfaat atau merugikan. Namun Drucker termasuk orang pertama yang menyatakan bahwa para manajer dapat – dan harus – membentuk dan mengubah budaya tempat kerja . “Semangat suatu organisasi diciptakan dari atas,” ujarnya dalam bukunya Manajemen: Tugas, Tanggung Jawab, Praktek . “Jika suatu organisasi memiliki semangat yang besar, itu karena semangat orang-orang di puncaknya juga besar. Jika kepemimpinannya rusak, maka hal tersebut terjadi karena atasannya membusuk… Tidak seorang pun boleh diangkat ke posisi senior kecuali manajemen puncak bersedia menjadikan karakternya sebagai teladan bagi bawahannya.”
Pengalaman pelanggan: Menurut Drucker Society of Austria, pengurus filosofi Drucker di negara asalnya, Drucker menegaskan bahwa bisnis hanya memiliki satu tujuan nyata: menciptakan pelanggan. Dengan melihat operasi dan peluang bisnis melalui lensa tersebut – pelanggan, bukan bisnis, yang memutuskan apa yang penting – ia menetapkan predikat untuk perusahaan yang berfokus pada pelanggan seperti Apple, Zappos, dan banyak perusahaan lainnya yang memprioritaskan pengalaman pelanggan yang luar biasa .
MBO atau Management by Objectives adalah sebuah ungkapan yang diciptakan oleh Peter Drucker dalam bukunya “The Practice of Management,” yang diterbitkan pada tahun 1954. MBO mengukur kinerja karyawan dibandingkan dengan standar umum untuk pekerjaan tersebut. Keyakinannya adalah, jika karyawan membantu menentukan standar-standar tersebut, kemungkinan besar mereka akan memenuhinya. Management By Objectives merupakan suatu sistem yang menekankan efektivitas dan pengendalian mutu, tanpa mengesampingkan kreativitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. MBO banyak diaplikasikan oleh organisasi baik besar maupun kecil dan juga cabang-cabang dari organisasi seperti anak perusahaan, departemen keuangan, SDM, pemasaran, dan seterusnya sebagai sarana penyelarasan sasaran individual para pekerja dengan tujuan utama plus visi-misi dari organisasi. Implementasi MBO oleh sebuah perusahaan tidak terbatas pada target tahunan saja tapi juga sampai kepada penetapan indikator-indikator pencapaian kinerja individual dari setiap karyawan. Para karyawan dengan manajernya secara aktif dan partisipatif menetapkan target secara bersama-sama. Elemen yang umum ditemui dalam teori MBO adalah; komitmen kepada program kerja, penetapan target oleh pembuat keputusan serta strateginya, penetapan sasaran individual lewat partisipasi aktif dari sang pekerja, penilaian kinerja secara periodik, dan otonomi atau keleluasaan dari eksekusi pelaksanaan pencapaian tujuan. Peter Drucker juga menekankan pentingnya lima operasi dasar manajemen: perencanaan, pengorganisasian, penempatan staf, kepemimpinan, dan pengendalian. Menurut Drucker, pengelolaan yang efektif memerlukan fokus pada lima bidang utama ini.
Metode CERDAS atau Metode SMART Drucker adalah suatu cara untuk memeriksa untuk memastikan suatu tujuan valid. Manajer melakukan verifikasi ini dengan menggunakan akronim SMART untuk memastikan tujuannya spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan berhubungan dengan waktu (Spesifik artinya mempunyai ciri khas yang nondebatable lagi, Maseurable atau dapat diukur baik hasil dan standart capaianya, Acuntable artinya semua Keputusan manajemen harus dapat dipertanggung jawabkan, Reasonable artimya segala sesuatu yang dikembangkan dan diputusukan harus msuk akala tau logis, Timeline artinya ada batas waktu atau target, agar segala keputusan manajerial dapat dievaluasi dan tidak berlarut-larut).
Manajemen Keperawatan
Sebagai langkah dalam kepemimpinan modern, keperawatan sangat terbuka dalam menerima sebuah metode baru dalam leadership guna mencapai sebuah kualitas pelayanan keperawatan yang optimal di rumah sakit ataupun pelayanan keperawatan lainya, yang sebagian bersinggungan dengan teori manajemen Drucker. Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain (Gillies,1989). Menurut Siagian (1999), manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrolan dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya Swanburg (2000) mendefinisikan manajemen sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya
- Tujuan Manajemen Keperawatan
Manajer perawat bertanggung jawab atas unit keperawatan, memastikan unit tersebut berfungsi secara efektif dan efisien. Namun, sifat lingkungan kerja rumah sakit yang berubah dan perubahan teknologi yang cepat telah membuat pekerjaan manajer perawat menjadi lebih kompleks dalam mencapai tujuan. Manajer perawat harus mengikuti teknologi perawatan kesehatan terbaru sambil menyeimbangkan tugas kepemimpinan dan manajemen mereka dengan keterampilan ahli.
a. Komunikasi yang efektif
Manajer perawat berada dalam posisi unik karena mereka mengawasi profesional kesehatan lain dengan latar belakang pendidikan dan kemampuan yang sama. Dalam posisi otoritas, manajer perawat sering mengintimidasi perawat lain dan menciptakan budaya defensif di mana staf perawat menjadi kurang efektif dan pasien menderita. Untuk melawan kecenderungan merendahkan bawahan, manajer perawat dapat mempraktekkan konsep dalam komunikasi efektif yang mencakup pemantauan tanggapan dari staf, memahami dan memanfaatkan komunikasi non-verbal dan mengurangi stres pada pekerjaan dengan menciptakan suasana yang lebih ringan dengan humor dan kerendahan hati.
b. Mengelola Sumber Daya
Manajer memiliki seperangkat sumber daya yang terbatas untuk bekerja. Dengan demikian, perawat harus mahir bekerja dengan anggaran sumber daya dan peralatan yang terbatas. Manajer perawat yang efektif telah dilatih tentang cara memesan persediaan sehingga semua kebutuhan unit terpenuhi dan tahu siapa yang harus dihubungi saat persediaan atau bantuan teknis diperlukan. Pada saat yang sama, manajer perawat harus dapat membuat jadwal dan bekerja dengan staf yang sering berfluktuasi.