Klien: Â "Iya, saya merasa dia sering mengkritik saya di depan orang lain, dan itu membuat saya malu. Saya jadi malas berkomunikasi dengannya."Â
Konselor: "Sepertinya pengalaman itu membuatmu merasa tidak dihargai, ya. Penting bagi kita untuk mengeksplorasi bagaimana kamu bisa menghadapi situasi ini dengan cara yang sehat. Apa yang biasanya kamu lakukan saat menghadapi kritik seperti itu?"Â
Klien: "Saya biasanya diam saja dan merasa marah di dalam hati."Â
Konselor: "Sikap diam itu mungkin cara kamu melindungi diri, tapi apakah kamu ingin mencoba pendekatan lain yang bisa membantu menyampaikan perasaanmu tanpa memperburuk situasi?"Â
Klien: "Mungkin, tapi saya tidak tahu harus mulai dari mana."Â
Konselor: "Kita bisa mencoba latihan komunikasi asertif. Saya akan membantu kamu menemukan cara yang nyaman untuk menyampaikan perasaanmu. Bagaimana menurutmu?"Â
Klien: "Itu terdengar seperti ide yang bagus. Saya ingin mencobanya."Â
Konteks komunikasi interpersonal dalam konseling terdapat beberapa ciri, yaitu:
1. Empati: Konselor memahami perasaan klien tanpa menghakimi.Â
2. Validasi: Konselor mengakui perasaan klien untuk membantu membangun rasa aman.Â
3. Aktif Mendengarkan: Konselor memperhatikan klien dengan penuh perhatian.Â