Dia, yang berusaha aku selamatkan, meninggalkanku sendirian....
Dan aku selalu mengira, dia hanya milikku, seperti aku mengabdikan hidup matiku untuknya.
* * *
"Bangunlah, aku tidak peduli apa kau sebenarnya, kau singa hari ini. Serigala, atau apa saja. Bangunlah, setelah ini kita selesai."
"Bagaimana bisa? Aku hanya anjing..."
"Bodoh, hapus ingatan bodohmu. Bertarunglah tanpa memakai akal dan hatimu."
Aku anjing, kucing, singa, atau serigala barangkali. Kau melatihku menjadi apa saja. Aku ada dalam kepatuhan yang sama, asal aku tetap bisa di sampingmu.
Aku adalah apa yang ia ucapkan dan ia inginkan.
***
Aku terbangun sebagai serigala, yang ia biarkan kelaparan beberapa hari. Ia janjikan daging segar dengan tetesan darah setelah aku selesaikan permainan kali ini. Tidak ada tangisan, tidak ada ratapan, aku siap, aku disiapkan untuk sebuah pertarungan.
Aku bukan lagi gadis dua puluh tahun yang beberapa bulan lalu duduk setengah mabuk setelah kehilangan cinta pertamanya. Bukan gadis dua puluh tahun yang beberapa waktu lalu menggadaikan hidup pada lelaki dengan uban di hampir setengah rambutnya.