Keraguan publik terhadap Maudy hingga pengalaman pribadi “tak jadi ketua umum” mungkin bisa menjadi representasi bagaimana dunia memandang perempuan. Berdasarkan laporan Bank Dunia Women, Business, and the Law 2022, tercatat sebanyak 2,4 Milyar perempuan berusia produktif masih terbelenggu ketidaksetaraan dalam memperoleh kesempatan ekonomi.
Tak hanya itu, International Labour Organization mencatat wanita melakukan 80% pekerjaan yang tidak dibayar (unpaid care work) atau sekitar 4,1 kali lebih lama dibandingkan laki-laki di Kawasan Asia Pasifik. Sederet data tersebut menunjukkan bahwa perempuan masih belum cukup terwakilkan dalam skala ekonomi global.
Presidensi G20, Harapan bagi Kemajuan Perempuan. Benarkah demikian?
Sebagian besar dari kita pasti sudah tidak asing dengan G20, momen bersejarah yang dihelat hanya sekali setiap generasi (20 tahun) telah banyak digaungkan di berbagai platform. Dua Jempol ! saya mengapresiasi pemerintah khususnya Bank Indonesia maupun pelaku industri digital yang telah berhasil menyosialisasikan perihal G20 ke masyarakat luas.
Apa yang istimewa dari pelaksanaan G20 tahun ini bagi Indonesia?
Sebuah kehormatan, Indonesia akan memegang Presidensi G20 tahun ini sebagaimana hasil dari Riyadh Summit dua tahun lalu. Terpilihnya Indonesia di tengah pandemi membuktikan persepsi positif dunia atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis pandemi Covid-19. Lebih jauh, Presidensi G20 juga merupakan bentuk pengakuan terhadap Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
Adakah yang istimewa dari Presidensi G20, khususnya bagi kemajuan perempuan Indonesia?
Sebagai tuan rumah, dapat dikatakan Indonesia memegang peran strategis dibanding negara anggota lainnya. Indonesia memiliki wewenang menyusun agenda pembahasan pada G20 agar mendukung dan berdampak positif terhadap pembangunan dan pemulihan perekonomian dalam negeri.
Dengan mengusung tema “Recover Stronger, Recover Together”, isu mengenai perempuan menjadi salah satu agenda prioritas pada Presidensi G20 tahun ini utamanya dalam mengusung penciptaan ruang yang setara, inklusif, adil, dan berkelanjutan bagi perempuan baik dalam rumah tangga, ekonomi, hingga perlindungan bagi pekerja migran perempuan.
Komitmen pemerintah dalam memprioritaskan isu mengenai perempuan pada G20 secara konkret diwujudkan melalui keterlibatan Woman20 (W20), forum dialog yang akan mewakili suara perempuan dalam hal kesetaraan gender di ruang publik, kesehatan, pemberdayaan ekonomi perempuan, serta keberpihakan terhadap perempuan disabilitas dan perempuan pedesaan.
Di bawah koordinasi Woman20, diharapkan isu penting mengenai peran perempuan khususnya di masa krisis pandemi, ekonomi, dan perubahan iklim mendapat perhatian serius di tingkat global. Terlebih, fakta di lapangan menunjukkan bahwa perempuan memiliki resiliensi tinggi untuk pulih dari krisis pandemi.
Fakta di atas ibarat angin segar bagi kemajuan perempuan dunia, khususnya Indonesia.