Mohon tunggu...
GURU MUDA
GURU MUDA Mohon Tunggu... Guru - GURU

Ketika keadaan tidak berpihak, maka tulisan adalah suara kecil yang mampu membantumu bertahan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dayak Mungilku Pergi, di Saat Aku Tidak Mogok Lagi

7 Mei 2023   21:42 Diperbarui: 7 Mei 2023   22:10 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mama Aini mengatakan bahwa dia diajak untuk menyiram bunga. Karena mamanya sibuk. Akhirnya kakaknya yang membantu.

Yang buat aku semakin stresss, adalah ketika ayahnya meminta aku menilai tugas yang sudah dia kerjakan di depan jenazah. 3 buku tulis itu adalah tugas buku tema 8,9 dan matematika.

Akupun menilai semua tugasnya dengan nilai 100. Semua yang dia kerjakan benar, karena dia anak cerdas yang bercita-cita menjadi dokter jantung.

Satu hal yang menyentuh dari buku yang dia tinggalkan adalah tulisan kata "jujur" disampul buku. Karena memang tiap hari aku mensugesti murid agar selalu jujur.

Dia membawa SD N 06 Ransi Dakan menjadi finalis tingkat Nasional Kihajar STEM (sains, teknologi, enginering dan matematika) yang dilaksanakan oleh Pustadin Kemdibudristek. Dia berada pada posisi cadangan.

Alat peraga peredaran darah, pembuatan organ jantung dan paru kami ciptakan dengan dia.

Aku menghadap ke dinas pendidikan bahwa ada siswa yang berhasil membawa Sintang ke tingakat nasional. Kabid SD saat itu sangat senang dan akan memberitahu kepada kadis. Beliau mengatakan nanti akan dibicarakan dengan kadis tentang anak yang berprestasi.

Namun sekarang dia sudah pergi, ungkapan terima kasih atas prestasi itu belum sempat dia dapat.

 Sebagai guru, aku paham bahwa ketika sebuah prestasi terabai, rasanya sedih. Karena itulah aku membeli buku, pensil, dan peralatan sekolah sebagai hadiah kepada finalis STEM.

Ada 7 peserta, saat mengikuti kegiatan. Hanya 3 orang yang mendapatkan hadiah dari Pusdatin Kemdikbudristek. Karena sekolah menambah 4 siswa cadangan dalam olimpiade itu, tetapi tidak mendapatkan hadiah. Maka dengan dana seadanya kami beri pada semua peserta.

Namun, saat pembagian hadiah, Aini sakit, sehingga hadiah itu masih di kantor kepala sekolah hingga saat ini. Penyesalan datang belakangan. Berharap tidak akan ada mogok lagi di masa depan. Tidak ada lagi sikap yang kurang menghargai guru. Sehingga  aksi ini bisa dihindari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun