Mohon tunggu...
Juli Antonius Sihotang
Juli Antonius Sihotang Mohon Tunggu... Lainnya - Perantau-Peziarah Hidup

Spiritualitas, Iman Katolik, Kaum Muda Katolik Artikel saya yang lain dapat dilihat di: https://scholar.google.co.id/citations?user=_HhzkJ8AAAAJ&hl=en

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keugaharian dan Kerendahan Hati: Jalan Mencapai Kebahagiaan dan Mengalahkan Budaya Konsumtif

29 Mei 2023   20:49 Diperbarui: 29 Mei 2023   20:53 1864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Seseorang mampu bersyukur kepada Allah atas segala sesuatu yang dimilikinya, sekalipun tidak lengkap, banyak, maupun mewah. Akan tetapi ia tetap peka terhadap kebutuhan sesamanya yang sangat berkekurangan-melarat dan hidup dalam solidaritas yang teguh karena menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari Allah serta bergantung pada belaskasih dan rahmat-Nya.[29] Kenyataan yang menunjukkan bahwa manusia mempunyai kemampuan dan kerinduan untuk mencapai suatu tujuan tertinggi, yang merupakan kebahagian sejati. Namun, hal tersebut tidak ditemukan pada berbagai kegiatan intelektual praktis maupun karya kreatif manusia, melainkan dalam kontemplasi akan Allah. Melaluinya, ia dipenuhi kebahagiaan yang tidak terhingga-terucapkan, sehingga tidak menginginkan apa-apa lagi dalam hidupnya. Kebahagiaan (sejati) yang telah dimilikinya merupakan partisipasi dalam kehidupan dan kebahagiaan Allah, yang akan membawanya pada kesempurnaan hidup.[30]

 

Penutup

Kebahagiaan tentunya menjadi keinginan sekaligus tujuan setiap orang selama peziarahan hidupnya di dunia. Oleh sebab itu, ia akan mengusahakan berbagai sarana maupun cara untuk dapat mewujudkannya. Namun, melalui sejarah kehidupan dapat dilihat bahwa kebahagiaan manusia sering kali terletak pada kesenangan dan pemuasan nafsu yang sempit-tidak teratur. Kenyataan ini terealisasi pada perilaku budaya konsumtif masyarakat global yang terus berkembang hingga sejauh ini, sehingga menyebabkan kehancuran alam dan relasi seseorang dengan sesamanya. Seseorang (kelompok) hanya mementingkan hidupnya, sehingga tidak peduli dengan orang-orang maupun dunia sekitarnya. Dengan demikian ia tidak mampu bersikap ugahari dan rendah hati dalam hidupnya, padahal keutamaan tersebut adalah jalan mencapai kebahagiaan karena melaluinya seseorang mampu bersyukur dalam hal-hal kecil-sederhana dan menyadari bahwa kebahagiaan sejati ditemukan dalam Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun