Mohon tunggu...
Julianda Boangmanalu
Julianda Boangmanalu Mohon Tunggu... Lainnya - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk memahami dan suka pada literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lembaga Pendidikan yang Tidak Mendidik: Refleksi atas Kasus Suap di Unila

25 Agustus 2022   10:40 Diperbarui: 25 Agustus 2022   10:43 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut pengamat pendidikan, Darmaningtyas, sebagaimana dilansir KOMPAS.com, bahwa diantara penyebab terjadinya kasus suap oleh sang rektor karena tiga hal, yakni:

Pertama, adanya jalur mandiri penerimaan mahasiswa baru. Dalam UU Pendidikan dibuka celah bagi seluruh perguruan tinggi yang memenuhi syarat untuk menerima mahasiswa baru melalui jalur mandiri. Ini yang dianggap sebagai celah untuk melakukan suap dalam penerimaan mahasiswa terebut.

Kedua, mekanisme pemilihan rektor tak ubahnya dengan pemilihan pejabat negara. Calon rektor yang dipilih tak hanya berdasarkan pertimbangan akademik semata, tapi lebih didominasi karena faktor politik. 

Oleh karenanya, dalam melakukan lobi-lobi tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Saat sudah terpilih, ia tentu berusaha untuk mengembalikan modal yang telah ia keluarkan saat pemilihan.

Ketiga, jabatan rektor adalah jabatan politis dan prestisius. Hal ini menyebabkan konsekuensi ekonomi dan sosial tinggi. Dimana dalam melakukan pergaulan sehari-hari atau relasi sosial lainnya, rektor akan menjaga gengsi. 

Terutama dalam kegiatan-kegiatan yang membutuhkan biaya, biasanya rektor akan rela mememberikan sumbangan dengan nilai yang tinggi di atas rata-rata dosen atau relasi lainnya. 

Padahal, penghasilan rektor sangat terbatas. Namun, demi menjaga relasi tetap terjaga dengan baik, maka ia rela untuk memberikan di atas kemampuan penghasilannya.

Dengan demikian, maka mekanisme penerimaan mahasiswa baru melalui jalur mandiri tersebut perlu kajian lebih lanjut. Khususnya terkait mekanisme dan urgensinya. Agar ke depan, tidak menjadi celah bagi civitas akademika dalam melakukan perbuatan korup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun