Mohon tunggu...
Julianda Boangmanalu
Julianda Boangmanalu Mohon Tunggu... Lainnya - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk memahami dan suka pada literasi

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Presidensi G20 Indonesia: Perwujudan Ekonomi Inklusif Melalui Bonus Demografi

15 Juli 2022   11:18 Diperbarui: 15 Juli 2022   17:16 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif Nasional Tahun 2011-2021 (sumber: bappenas.go.id)

Kelompok usia muda dan kelompok usia lanjut dianggap tidak dapat menghasilkan produksi atau usia tidak produktif, sehingga jumlah yang terlalu tinggi pada usia tidak produktif akan menghambat pada pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, melimpahnya jumlah penduduk pada usia produktif akan  dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi.

Dilansir dari laman tirto.id, Menurut Sri Moertiningsih Adioetomo, Guru Besar Ekonomi Kependudukan Universitas Ekonomi, windows of opportunity merupakan puncak produktivitas, karena 44 anak atau lansia akan ditanggung 100 pekerja. Artinya, pada masa puncak bonus demografi, rasion ketergantungan diprediksi mencapai titik terendah yakni 44 orang tak produktif ditanggung 100 orang usia produktif.

Hal ini terjadi karena adanya penurunan tingkat kematian dan kesuburan suatu negara dan merupakan perubahan selanjutnya dari perubahan struktur usia dari sebuah populasi. Dengan tingkat kelahiran yang kecil setiap tahunnya, jumlah penduduk usia dibawah produktif akan tumbuh lebih kecil jika dibandingkan dengan populasi penduduk produktif (usia kerja). Hal ini harus sejalan dengan jumlah penduduk usia lanjut juga harus lebih sedikit.

United Nations Population Fund memberikan kriteria bahwa negara-negara dengan peluang demografis terbesar untuk pembangunan adalah mereka yang memasuki periode dimana penduduk usia kerja memiliki kesehatan yang baik, pendidikan berkualitas, pekerjaan yang layak, dan proporsi tanggungan muda yang lebih rendah.

Jumlah anak yang lebih sedikit per rumah tangga umumnya mengarah pada investasi yang lebih besar per anak, lebih banyak kebebasan bagi perempuan untuk memasuki angkatan kerja formal dan lebih banyak tabungan rumah tangga untuk hari tua. Ketika ini terjadi, maka hasil ekonomi nasional bisa sangat besar.

Bonus demografi menciptakan peluang yang tinggi bagi Indonesia untuk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, karena pertambahan penduduk adalah salah satu faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi bertumpu pada adanya pertumbuhan penduduk yang akan memperluas pasar serta mendorong spesialisasi yang selanjutnya akan menghasilkan pertambahan output atau hasil.

Dengan kata lain, apabila Indonesia dapat memaksimalkan bonus demografi dengan baik, maka pertumbuhan ekonomi dapat didorong dengan maksimal, dan tingkat kemiskinan akan dapat berkurang dengan drastis. Oleh karenanya, pertambahan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yang positif melalui pengambilan kebijakan-kebijakan untuk mengoptimalkan melimpahnya penduduk usia produktif tersebut.

Di sisi lain, bonus demografi yang dikelola dengan tidak tepat dapat menyebabkan permasalahan yang serius. Beberapa permasalahan yang dapat timbul adalah tingginya tingkat pengangguran, pertumbuhan ekonomi yang melambat, tingginya tingkat kemiskinan, dan tingginya tingkat kriminalitas.

Korelasi Bonus Demografi dengan Pertumbuhan Ekonomi

Ada tiga bentuk korelasi antara bonus demografi dengan pertumbuhan ekonomi. Pertama, manfaat besar dari bonus demografi hanya akan didapatkan jika suatu negara memiliki SDM yang berkualitas. SDM yang berkualitas diperoleh dari kondisi penduduk usia kerja memiliki kesehatan yang baik. pendidikan berkualitas, pekerjaan yang layak, dan proporsi tanggungan muda yang lebih rendah.

Seiring dengan hal itu, maka SDM yang berkualitas dapat memicu pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan pendapatan per kapita suatu negara karena ada banyak kesempatan kerja yang produktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun