Pentingnya melamun dan berimajinasi. Dari situ kita menggambarkan dalam benak tentang sesuatu hal yang kita coba untuk menjadikannya sebuah benda/materialisme.
Jadi ada benarnya tentang teori fikiran akan menjadikannya kenyataan. Kita mengkomunikasikan sesuatu hal yang itu sebenarnya masih prasangka antara ada dan tiada. Hal seperti ini dalam filsafat berbunyi : ide/gagasan menjadi atau menuju kebendaan/material. Ada juga pendapat filsafat yang bersebrangan. Merasakan lewat panca indra dulu/material, baru akan menemukan kodrat/pengertian dari hal tersebut.
Pendapat para ahli diatas semuanya sah-sah saja. Yang terpenting ada dialektika/pertarungan fikiran dalam menganalisa sesuatu hal. Pentingnya berfikir dulu sebelum 'bicara'. Punya pertimbangan atau perhitungan dulu, setidaknya meninimal mungkin punya jawaban 'iya' atau 'tidak' dalam berpendapat atau berproses. Tegas, tidak terlalu lama di ranah abu-abu. Ada pertanyaan maka akan menemukan jawaban.
Jangan cepat ambil keputusan, ambillah waktu sedikit untuk diam sejenak. Berfikir dan berproses sebelum menjawab suatu hal. Kalo otak elu udah canggih, mungkin bisa saja menjawab dengan cepat dan tangkas. Tapi klo dirasa otak masih tolol dan goblok, janganlah asal menjeplak/ngebacot. Konsukuensinya bisa panjang akibat ketololan bin kegoblokan itu. Kalo konsekuensinya hanya sepele atau segede terong, "ITU SIH SIKAT AJA".
Goblok dan tolol itu perlu buat diri kita, buat pelajaran dan bahan pertimbangan. Tidak ada manusia yang terlahir langsung pintar cerdas.
Kalo kita melihat orang-orang hebat, influenser, dan kita mengikuti omongan dan gaya hidupnya? Berarti kita belum tahu orang itu lebih dalam. Orang-orang itu pasti dulunya goblok, atau sekarang saat ini sedang fase lagi goblok-gobloknya. Â Itu semua hanya tontonan dan saya anggap sebagai senda-gurau semata. Aku tetap berproses sebagai diriku sendiri.
Saya sangat menghargai dan meng apresiasi atas keberanian semua mahluk untuk bersikap. Baik itu sikap yang goblok maupun sikap yang cerdas/bijaksana.
Ada waktu dan tempat untuk kita bersikap atau mengambil jarak. Ada waktu dan tempatnya untuk kita berfikir dan ber goblok-goblok ria. Harus tahu kondisi, adab, peasaan, waktu, tempat, dll.
########
Sekarang saya ingin mempersepsikan yang lebih serius sedikit.
Apa arti teman?
Apa arti neraka?
Apa arti penjara?
Kita pasti mempunyai jawaban tersendiri, kita mempunyai gambaran dan arti dari sudut yang berbeda-beda. Kita tak akan mendapatkan jawaban itu dari buku atau pengetahuan apa pun.
Teman, neraka, dan penjara bukanlah sebuah benda yang dapat kita peluk. Namun ia adalah sebuah gambaran dan cerita yang ada di otak kita. Yang tengah dan yang bawah adalah hal yang paling saya takutkan dari imajinasi dan lamunan kala memikirkan hal itu.
Aku pasti menangis saat membesuk temanku di penjara. Betapa apes dan sialnya nasib temanku di sana. Aku bayangkan bila aku di dalam sana. Bersama orang-orang aneh yang kasar-kasar itu. Aku berimajinasi menerima pukulan sampai ingin mati dan mungkin aku memilih dimatikan saja dari pada,,, arggghhhhhhh tidaaakkkkk.....!
Makanya saya sangat berhati-hati agar tidak masuk kedalam sel sana. "Ogah bener gua mah".
Jangankan di dalam sel penjara. Tidur di kontrakan yang sempit saja saya tidak kuat. Bosan jenuh dan kurang pergerakkan. Tidak ada AC dan nyamuk, saya pasti kesulitan untuk tidur nyenyak.
Apalagi bila saya sedang membayangkan/meng imajinasikan Neraka. Gila banget dah, jangan ampe masuk kesana walau hanya 1 minggu. Klo satu detik untuk merasakan, masih oke deh. Atau sepersekian  menit  untuk melihat-lihat juga tak mengapa.
Namun bila kita harus di masukkan ke dalam sel neraka itu? Aduuhhhhh tidak mau saya deh.
Pernah saya dengar ada yang bilang bahwa: 1 hari di dunia sama dengan 1.000 tahun di akhirat..! Mampus gak tuh!
Kata Allah :"Dosa elu cuma sedikit, jadi Gua vonis 3 hari ya"
Manusia : "Kalo satu jam saja boleh ga Ya Allah?"
Berarti kita di jebloskan ke dalam neraka selama 3.000 tahun lama nya. Gelap, lapar, dan penuh siksaan. Sangat lebih tidak mengenakkan selama itu lamanya. Kita hanya akan mengutuk dan membenci diri ini. Tak ada yang bisa di sombongkan seperti yang kita banggakan di alam dunia dulu sana. Tak ada lagi kesombongan, yang ada hanyalah permintaan maaf dan frustasi yang sebesar-besarnya, yang sekeras-kerasnya.
Klo 1 jam bisa berarti, 1000 tahun = 1 hari. 1 hari =24 jam. 1 jam berarti 1000 dibagi 24 = 41,67 tahun atau jam.
Tak ada jam, tanggal, dan waktu yang akan menjelaskan kapan berakhirnya semua penyiksaan itu. Segelap-gelapnya, sebusuk-busuknya, seancur-ancurnya tempat adalah di media neraka itu. Katanya. Saya juga sebenarnya tidak tahu, cuma asal ngomong aja, karena saya kan belum pernah ke neraka. Tulisan di atas hanyalah gambaran dan dialektika fikiran saya saja. Pastinya kalian-kalian punya ide tentang bentuk neraka itu seperti apa? Berapa lamanya? Berapa sakitnya, dll. Yang pasti kita punya persepsi tentang neraka yang berbeda-beda namun tetap satu jua.
Kita tahu bahwa ada neraka di sana, namun kita tidak yakin bentuknya neraka itu seperti apa.
Kalo menurutmu neraka itu tempat yang asik, manis seperti strowberry, banyak bidadari telanjang, yaaa silakan-silakan saja, saya tidak peduli. Maksiat, curang, tukang fitnah, bebas-bebas aja koq. Gak perlu bersujud, berbuat baik, adil, bijaksana, niscaya kamu akan masuk neraka. Jadi woles-woles saja.
Dan katanya, saat di hari pengadilan akhir nanti. Kita masing-masing individu akan direpotkan dengan urusannya tersendiri. Walaupun, bertemu dengan sahabat bahkan anak atau orangtua pun sendiri kita tidak ada kesanggupi mengurusi urusan mereka. Karena kita akan disibukkan dengan buku catatan kehidupan kita sendiri.
Bahkan teman itu tak ada. Kitalah yang memberi pengertian atas apa artinya teman. Teman hanyalah sebuah ide atau gagasan rekaan orang saja. Terus kita adopsi deh, karena pengertiannya masuk akal. Dan pengertian tentang arti teman senantiasa bergerak. Mengikuti pengalaman dan pembelajaran yang kita dapatkan.
Persepsi adalah suatu proses kognitif individu dalam menafsirkan informasi yang diperoleh indera. Jadi kita pasti mempunyai jawaban/menghargai dengan arti yang berbeda dalam mengartikan semua (yang gaib atau nyata).
Dan setiap orang pasti mempunyai perasaan dan penghargaannya tersendiri terhadap suatu benda atau eksistensi. Uang. Ada yang mengejarnya hingga lelah setengah mati. Ada yang biasa-biasa saja. Ada yang cukup dengan kebutuhannya saja. Ada yang tak peduli atau tak tertarik dengan menghargai uang. Bahkan ada yang sebel dengan uang. Ada yang menganggap uang sebagai benda yang hina dan menjijikan. Kalau kalian termasuk jenis uang yang mana???
######
Sekarang kita akan mempersepsikan hal yang tak mungkin.
Kalau mengucap 'alhamdullilah'. Kita dapat membayangkan tentang kemurahan alam, bersyukur atau hal-hal mendamaikan lainnya. Kita masih bisa mengimajinasikan arti 'alhamdullilah' tersebut.
Refleks mengucap 'Allahhu Akbar' karena terjadi sesuatu. Kita dapat mengimajinasikan/mem bendakan sesuatu hal yang besar atau membuat kita merasa takjub. Atau saat mengobrak-abrik tempat hiburan, seperti yang di lakukan para laskar.
'Assalamualaikum' atau 'Amiinnnnn'. Walaupun kita tidak mengerti terjemahan atau arti yang benernya. Tapi kita tahu maksud dan tujuan dari kata itu. Pahamlah kita arah dan tujuan kata itu dengan sendirinya.
Pokoknya kita dapat mempersepsikan dan memberi gambaran pada banyak hal. Kita dapat membayangkan mahluk gaib/setan saat berada dalam tempat yang menakutkan. Kita dapat gambaran atau persepsi tentang hal itu.
Namun yang tak mungkin di gambarkan atau sangatttt sulit untuk di gambarkan adalah 'ALLAH.
Tidak ada bocoran walaupun setitik, gambaran tentang wujud Allah itu seperti apa. Sudah jangan di pikirkan dan dicari tentang wujud Allah. Nanti bisa GILA.
selesai.
06-07-2014
instagram: julian_shortpants
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H