“Cahaya, sampaikan pada anakku, cintaku kubawa sampai mati. Meski tak bersama di surga, bekunya alam tengah tak matikan cintaku.”
"air mata pun tak sanggup mengalir nyata
perisai raga mulai memuai termakan udara hampa
diantara fana, uluran tangan ini tetap berharap doa"
Lelaki paruh baya, dua pasang kakinya hancur dengan darah kental menetes. Wajahnya bergurat kelelahan lakoni hidup berat. Bau amis kental cairan otaknya yang meleleh di belakang kepala tak jenakkan langkahku. Seperti yang sudah-sudah, tubuh nyataku serupa angin, berlalu tanpa satu pun dari kami harus berpindah tempat. Kecuali langkahku yang menjauh.
Sosok itu satu dari ribuan pekerja yang membangun mall mewah ini.Terjatuh 20 meter, kepalanya menghempas keras terlebih dahulu sebelum reruntuhan beton berikutnya lumatkan dua tungkainya. Tak sempat mengaduh.
“Telaga hitam dan pepohonan beradu
Jiwa-jiwa kami semerbak menebar diantara waktu