" Boleh.. 081337568658."
"Ok, makasih ya kak, kalau boleh tau dengan kakak siapa yah?" Ibu jariku sambil ku arahkan ke dirinya.
"Saya Mansyur"
"Baiklah kak Mansyur, karena bentar lagi maghrib saya pamit lebih dulu ya kak. Assalamu'alaikum.."
"Wa'alaikumsalam. Hati-hati ya.." Balasan salam kak Mansyur mengantarkanku bersama Fino berlalu.
Sore ini aku sampai di rumah dengan hati yang penuh riang gembira. Kudapati ashoka, kamboja, bugenvil seakan tersenyum menawan menyambutku begitu aku dan Fino masuk dalam pekarangan mereka. Tak biasanya kuhampiri mereka ketika pulang kerja, tapi kali ini aku memdekati mereka seakan aku ingin bercerita tentang rahasia hatiku yang sedang memanas akibat api kasmaran. Ku petik setangkai mahkota ashoka, kutarik dalam-dalam nafasku seakan aku sedang berbagi bahagia bersama mereka. Kumemari-nari menginjakkan telapak kaki ku pada hijaunya rerumputan jepang tanpa peduli seberapa sakitnya tubuh mereka karena ulahku.
"Endah,, Endah,,"Â
Aku terjatuh terkilir karena mendengar namaku disebut.
"Awwww,,, kakiku,,, " Ternyata Ibu yang memanggilku.
"Ibu.. kirain siapa, ngagetin saja Bu, kaki Endah terkilir nih."
"Kamu sih, menari-nari kayak orang kesurupan. Ada apa sih, kok bahagia banget sore ini. Naik gaji ya.. atau dapat upah tambahan dari kantor?"