Mohon tunggu...
Julaila Haris
Julaila Haris Mohon Tunggu... Guru - SMK Negeri Kokar, Kabupaten Alor-NTT

Menulis, Membaca, dan Berbicara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Takut Menjadi Perawan Tua Part 4

3 Maret 2024   01:14 Diperbarui: 28 Mei 2024   18:49 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ah Ibu,, enggak kok Bu, Endah cuman lagi pengen menyegarkan otakku, Bu. Hari ini Endah dapat ceramah hangat dari manager. Habis itu, pekerjaan Endah juga banyak banget, Bu. Jadi,, Endah cuman pengen senang-senang dikit. Emang ga boleh ya Bu?" Sambil memegang tangkai ashoka wajahku agak sedikit cemberut manja terhadap Ibu.

Ibu hanya tersenyum tipis, sambil menyuruhku segera mandi karena sebentar lagi waktu maghrib.

"Mandi sana, ayukk.. Dikit lagi waktu maghrib lho Ndah.."

"Iya,, iya Bu...." Sambil berjalan ke arah ibu yang masih berdiri di teras depan, tapi masih tetap dengan wajah cemberut manja ketika aku menghampiri ibu.

"Endah mandi dulu Bu.. Ada air panas ga Bu? Pegal nih badan Endah.." Sambil sedikit menyenggol lengan ibu dan sedikit memainkan alis mataku ke arah ibu. 

Ibu hanya tersenyum melihat sifat kenak-kanakanku, "ada... Baru juga ibu matikan komfornya, sepertinya masih panas. Cepat sana ganti pakaian, keburu ntar airnya dingin lagi." Desak ibuku agar aku segera memgikuti arahannya.

Memang karena aku adalah anak perempuan satu-satunya sehingga aku sering diperlakukan seperti anak kecil. Meskipun begitu aku tidak terlalu begitu menunjukkan sifat manjaku kepada mereka. Aku juga malu karena umurku sudah dewasa. Tapi kadang-kadang keceplosan juga. Misalnya pas bangun tidur,  aku akan langsung menuju dapur, dengan sedikit bermanja-manja aku akan menanyakan "Bu...... masak apa Bu.." Atau yang seperti tadi itu, saat diluar nalarku, aku menanyakan "ada air panas ga Bu?" 

Malahan ibu sangat senang bila aku bermanja-manja denganya. Tapi aku agak sedikit risih bila teman-teman bermain ke rumah. Ibu kadang tak terkontrol lagi memperlakukanku seperti anak kecil, takut bila teman-teman melihatnya. Aku bisa dibully habis-habisan. 

Aku yakin semua ibu di dunia ini sama perlakuannya ke anak-anaknya sama seperti ibuku.

Kasih Ibu sepanjang masa, cinta kasihnya tak terbalas emas dan permata.

****

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun