Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Nelayan Terpinggirkan, Dampak Pagar Laut Pantura terhadap Ekonomi Nelayan

15 Januari 2025   20:40 Diperbarui: 15 Januari 2025   20:40 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pagar laut terpasang di kawasan pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (9/1/2025). | ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/rwa. via Kompas.com

Pesisir utara Jawa, khususnya di Kabupaten Tangerang, belakangan ini menjadi sorotan akibat maraknya pembangunan pagar laut. 

Proyek ambisius ini digadang-gadang sebagai upaya untuk menanggulangi abrasi dan meningkatkan nilai ekonomi kawasan pesisir. 

Namun, di balik klaim tersebut, tersimpan realitas pahit yang dialami oleh kelompok masyarakat yang selama ini menggantungkan hidupnya pada laut, yakni nelayan.

Pembangunan pagar laut yang membentang sepanjang puluhan kilometer di sepanjang pantai utara Kabupaten Tangerang telah menimbulkan berbagai permasalahan kompleks yang berdampak langsung pada kehidupan nelayan. 

Salah satu dampak paling signifikan adalah terbatasnya akses nelayan ke laut. Pagar laut yang membujur dari ujung ke ujung telah menciptakan penghalang fisik yang sulit ditembus oleh perahu nelayan tradisional. 

Akibatnya, nelayan terpaksa mencari jalur alternatif yang lebih jauh dan berbahaya, sehingga meningkatkan biaya operasional serta waktu tempuh melaut.

Peningkatan biaya operasional menjadi beban tambahan yang harus ditanggung oleh nelayan. Jarak tempuh yang lebih jauh berarti konsumsi bahan bakar yang lebih banyak. 

Harga bahan bakar yang terus mengalami fluktuasi semakin memperparah kondisi ekonomi nelayan. Lalu, kerusakan mesin akibat perjalanan yang lebih jauh juga menjadi risiko yang harus mereka hadapi.

Penurunan hasil tangkapan menjadi konsekuensi logis dari terbatasnya akses ke laut. Wilayah penangkapan ikan yang semakin sempit membuat nelayan kesulitan menemukan ikan dalam jumlah yang cukup. Persaingan yang semakin ketat dengan nelayan dari daerah lain juga turut menyumbang pada penurunan hasil tangkapan.

Kerugian ekonomi yang dialami nelayan akibat pembangunan pagar laut sangatlah besar. Penurunan pendapatan secara signifikan telah mengancam keberlangsungan hidup mereka dan keluarga. 

Banyak nelayan yang terpaksa beralih profesi atau mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kondisi ini semakin diperparah oleh minimnya perhatian pemerintah terhadap permasalahan yang dihadapi oleh nelayan.

Dampak sosial dari pembangunan pagar laut juga tidak kalah serius. Kehilangan mata pencaharian telah menyebabkan tingkat stres dan depresi di kalangan nelayan meningkat. Konflik sosial antar nelayan dan pihak-pihak yang terkait dengan pembangunan pagar laut juga sering terjadi. 

Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan pagar laut tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga pada aspek sosial dan psikologis masyarakat nelayan.

Klaim bahwa pembangunan pagar laut dilakukan secara swadaya dan bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi nelayan patut dipertanyakan. Realitas di lapangan menunjukkan bahwa pembangunan proyek besar seperti ini membutuhkan modal yang sangat besar dan tidak mungkin dilakukan oleh nelayan secara mandiri. 

Kemudian, peningkatan nilai ekonomi yang dijanjikan belum terbukti memberikan manfaat nyata bagi nelayan. Sebaliknya, yang terjadi justru penurunan pendapatan dan kualitas hidup nelayan.

Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan langkah-langkah konkret dari pemerintah dan pihak terkait. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:

Pertama, evaluasi ulang kebijakan pembangunan pagar laut. Pemerintah perlu melakukan kajian mendalam mengenai dampak pembangunan pagar laut terhadap lingkungan dan masyarakat, khususnya nelayan.

Evaluasi ulang kebijakan pembangunan pagar laut menjadi langkah krusial dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi nelayan. 

Kajian mendalam yang melibatkan berbagai pihak terkait, mulai dari akademisi, nelayan, pemerintah daerah, hingga masyarakat umum, akan menghasilkan data dan informasi yang komprehensif mengenai dampak pembangunan pagar laut terhadap lingkungan dan sosial. 

Analisis mendalam terhadap data-data tersebut akan mengungkap secara objektif sejauh mana pembangunan pagar laut telah memberikan manfaat dan kerugian bagi masyarakat, khususnya nelayan.

Di samping itu, kajian ini juga perlu mempertimbangkan aspek-aspek lain yang relevan, seperti perubahan iklim, kenaikan permukaan air laut, dan dinamika sosial ekonomi masyarakat pesisir. 

Dengan demikian, kebijakan yang dihasilkan akan lebih adaptif dan mampu menghadapi tantangan di masa depan. Hasil kajian ini kemudian dapat dijadikan dasar dalam merumuskan kebijakan pengelolaan kawasan pesisir yang lebih berkelanjutan. 

Kebijakan tersebut harus mengedepankan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, yakni ekonomi yang tangguh, sosial yang adil, dan lingkungan yang lestari.

Kedua, membuka ruang dialog dengan nelayan. Pemerintah harus melibatkan nelayan dalam proses pengambilan keputusan terkait pengelolaan kawasan pesisir.

Membuka ruang dialog dengan nelayan merupakan langkah krusial dalam mencari solusi yang berkelanjutan. Pemerintah harus melibatkan nelayan dalam proses pengambilan keputusan terkait pengelolaan kawasan pesisir. 

Melalui forum-forum diskusi, workshop, dan kegiatan partisipatif lainnya, nelayan dapat menyampaikan aspirasi, pengetahuan lokal, dan pengalaman mereka secara langsung. Dengan demikian, kebijakan yang dihasilkan akan lebih relevan dan mengakomodasi kebutuhan serta kondisi masyarakat nelayan. 

Lalu, keterlibatan nelayan dalam proses pengambilan keputusan juga dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab mereka terhadap pengelolaan sumber daya laut.

Lebih lanjut, pemerintah perlu membentuk kelompok kerja atau tim khusus yang bertugas untuk memfasilitasi komunikasi antara pemerintah dan nelayan. 

Kelompok kerja ini dapat terdiri dari perwakilan pemerintah, nelayan, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil. Tugas utama kelompok kerja ini adalah merumuskan rekomendasi kebijakan yang berbasis pada partisipasi masyarakat, serta memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan tersebut. 

Dengan adanya kelompok kerja ini, diharapkan dapat tercipta sinergi yang baik antara pemerintah dan nelayan dalam mengelola sumber daya laut secara berkelanjutan.

Ketiga, memberikan bantuan sosial dan ekonomi kepada nelayan. Pemerintah perlu memberikan bantuan berupa modal usaha, pelatihan keterampilan, dan akses terhadap teknologi perikanan yang lebih modern.

Memberikan bantuan sosial dan ekonomi kepada nelayan adalah langkah krusial dalam memulihkan kesejahteraan mereka yang terdampak pembangunan pagar laut. 

Selain modal usaha, pelatihan keterampilan, dan akses terhadap teknologi perikanan yang lebih modern, pemerintah juga perlu memfasilitasi akses nelayan terhadap pasar yang lebih luas. 

Pembentukan kelompok usaha bersama (KUB) dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan daya tawar nelayan dalam bernegosiasi dengan tengkulak. Dengan adanya KUB, nelayan dapat menjual hasil tangkapan mereka secara kolektif sehingga mendapatkan harga yang lebih baik.

Program asuransi bagi nelayan juga perlu menjadi perhatian serius. Asuransi dapat memberikan perlindungan finansial bagi nelayan ketika terjadi musibah seperti kehilangan alat tangkap, kecelakaan laut, atau penurunan hasil tangkapan akibat bencana alam. 

Lalu, program pelatihan mitigasi bencana juga penting untuk diberikan kepada nelayan. Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang memadai, nelayan dapat lebih siap menghadapi bencana alam seperti tsunami atau badai yang sering terjadi di wilayah pesisir.

Penting untuk diingat bahwa bantuan yang diberikan kepada nelayan harus bersifat berkelanjutan. Program-program yang bersifat jangka pendek tidak akan memberikan dampak yang signifikan dalam jangka panjang. 

Pemerintah perlu merancang program-program yang dapat meningkatkan kapasitas dan kemampuan nelayan secara mandiri sehingga mereka dapat keluar dari ketergantungan pada bantuan.

Kemudian, pemerintah juga perlu melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam upaya pemulihan ekonomi nelayan. Lembaga swadaya masyarakat (LSM), perguruan tinggi, dan dunia usaha dapat berperan aktif dalam memberikan dukungan teknis, pendanaan, dan jaringan pemasaran bagi nelayan. 

Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan permasalahan yang dihadapi oleh nelayan dapat teratasi dengan lebih efektif.

Keempat, menegakkan hukum terhadap pelanggaran yang terjadi. Pemerintah harus tegas dalam menindak pihak-pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran dalam pembangunan dan pengelolaan kawasan pesisir sangat krusial. Pemerintah harus memastikan bahwa setiap proyek pembangunan, termasuk pembangunan pagar laut, telah melalui proses perizinan yang lengkap dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 

Selain itu, pengawasan terhadap pelaksanaan proyek juga perlu dilakukan secara ketat untuk mencegah terjadinya penyimpangan. Sanksi yang tegas harus diberikan kepada pihak-pihak yang terbukti melakukan pelanggaran, baik berupa denda administratif maupun pidana. 

Dengan demikian, efek jera akan tercipta dan dapat mencegah terjadinya pelanggaran serupa di masa mendatang.

Selain penegakan hukum, perlu juga dilakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. Masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan mematuhi peraturan yang berlaku. 

Kampanye sosialisasi dan edukasi secara masif dapat dilakukan melalui berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik. Dengan meningkatnya kesadaran hukum masyarakat, diharapkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan dan pelaporan pelanggaran dapat lebih optimal.

Kesimpulan

Pembangunan pagar laut di Pantura telah menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap ekonomi nelayan. Pemerintah dan seluruh pihak terkait harus segera mengambil tindakan nyata untuk mengatasi permasalahan ini dan melindungi hak-hak nelayan sebagai kelompok masyarakat yang selama ini telah memberikan kontribusi besar bagi pembangunan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun