Lalu, munculnya berbagai komunitas pencinta produk lokal telah mendorong tumbuhnya kesadaran akan pentingnya mendukung produk buatan dalam negeri, sekaligus memberikan peluang yang lebih luas bagi para pengrajin untuk memasarkan produknya.
Lebih jauh lagi, pelatihan menjahit telah berkontribusi pada pelestarian budaya lokal. Banyak motif dan desain tradisional yang diadopsi dalam produk-produk kerajinan yang dihasilkan oleh para peserta pelatihan.Â
Hal ini tidak hanya memperkaya khazanah budaya Indonesia, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi produk-produk tersebut di mata konsumen.Â
Dengan demikian, pelatihan menjahit tidak hanya sekadar mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga menjadi media untuk melestarikan dan mengembangkan warisan budaya bangsa.
Dalam konteks yang lebih luas, keberhasilan program pelatihan menjahit di Cicalengka dapat menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain di Indonesia.Â
Dengan mengidentifikasi potensi lokal yang ada, serta merancang program pelatihan yang relevan, diharapkan dapat muncul semakin banyak wirausahawan perempuan yang mampu berkontribusi dalam pembangunan ekonomi masyarakat.Â
Pelatihan menjahit telah membuktikan bahwa dengan modal keterampilan, semangat, dan dukungan yang tepat, perempuan dapat menjadi agen perubahan dan penggerak pembangunan di daerahnya.
Tantangan dan Solusi
Meskipun pelatihan menjahit telah berhasil menumbuhkan semangat kewirausahaan pada ibu rumah tangga di Cicalengka, beberapa tantangan masih perlu diatasi. Salah satu kendala utama adalah terbatasnya akses terhadap modal usaha.Â
Banyak peserta pelatihan yang memiliki ide bisnis yang bagus namun terkendala oleh keterbatasan dana untuk membeli bahan baku, peralatan, atau bahkan untuk promosi.Â
Di samping itu, tantangan dalam pemasaran produk juga menjadi kendala. Persaingan di pasar kerajinan tangan semakin ketat, sehingga diperlukan strategi pemasaran yang efektif untuk menjangkau konsumen.Â