Selain kata-kata, perhatikan juga bahasa tubuh anak. Apakah mereka terlihat tegang, sedih, atau marah?
Memahami bahasa tubuh anak adalah kunci untuk membuka jendela ke dalam dunia emosional mereka. Seringkali, anak-anak, terutama yang lebih muda, kesulitan mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata. Bahasa tubuh mereka dapat memberikan petunjuk yang lebih jelas tentang apa yang sebenarnya mereka rasakan.
4. Validasi Perasaan
Jangan pernah meremehkan perasaan anak. Ucapkan kalimat seperti "Aku mengerti kamu merasa sedih" atau "Aku tahu kamu marah karena..."
Menvasi perasaan anak adalah langkah penting untuk membangun kepercayaan dan ikatan emosional yang kuat. Ketika anak merasa bahwa perasaannya dipahami dan dihargai, mereka akan lebih terbuka untuk berbagi dan mencari solusi bersama.
5. Ajarkan kosa Kata Emosi
Bantu anak mengenali dan memberi nama pada berbagai emosi yang mereka rasakan. Gunakan buku cerita, gambar, atau permainan untuk memperkenalkan konsep emosi.
Mengenalkan kosa kata emosi sejak dini adalah langkah pertama yang krusial dalam membantu anak-anak memahami dan mengelola perasaan mereka. Dengan memiliki kosakata emosi yang kaya, anak-anak akan lebih mudah mengidentifikasi dan mengekspresikan apa yang mereka rasakan.
Contoh Konkret dalam Kehidupan Sehari-hari
Anak Prasekolah: Bayangkan seorang anak prasekolah yang menangis karena tidak bisa menyelesaikan puzzle. Alih-alih memarahi, kita bisa berkata, "Aku tahu kamu merasa frustasi karena puzzle ini sulit. Ayo kita coba lagi bersama-sama."
Anak Sekolah Dasar: Seorang anak sekolah dasar mungkin merasa cemas menjelang ujian. Kita bisa membantunya dengan memberikan dukungan moral dan menciptakan suasana belajar yang nyaman.