Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bahagia Itu Sederhana, Kala Guru Selalu Ada Untuknya

25 Oktober 2024   10:06 Diperbarui: 25 Oktober 2024   10:28 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap pagi, suasana kelas Bu Azelea yakni kelas 3D SD Plus Al Ghifari Bandung dipenuhi tawa riang anak-anak. Namun, ada satu anak yang senyumnya selalu mencuri perhatian, Muhammad Raziq (10).

Dengan keterbatasan pendengarannya, Raziq seringkali membutuhkan perhatian lebih. Namun, Bu Azelea selalu ada di sisinya, menjadi jembatan antara dunia suara dan dunia sunyi Raziq.

Bu Azelea bukan hanya seorang guru bagi Raziq, tapi lebih dari itu, ia adalah sahabat, seorang ibu yang selalu mengerti.

Dengan sabar dan penuh kasih sayang, Bu Azelea mengajarkan Raziq bahasa isyarat, membantunya memahami pelajaran, dan selalu memberikan semangat. 

Setiap kali Raziq mengalami kesulitan, Bu Azelea selalu siap membantu.

Ingatan akan hari pertama Raziq masuk kelas masih terukir jelas di benak Bu Azelea. Raziq terlihat begitu gugup dan canggung.

Namun, dengan senyuman hangat, Bu Azelea menyambutnya. Lambat laun, Raziq mulai merasa nyaman dan percaya diri di kelas.

Ia aktif mengikuti pelajaran, meski terkadang harus dengan cara yang berbeda.

Suatu hari, saat pelajaran seni, Raziq kesulitan membuat gambar sesuai instruksi Bu Azelea.

Dengan sabar, Bu Azelea mengulangi penjelasannya, kali ini menggunakan bahasa isyarat yang lebih sederhana.

Akhirnya, Raziq berhasil membuat gambar yang sangat indah. Senyum bahagia merekah di wajahnya, dan Bu Azelea merasa sangat bangga.

Selain di sekolah, Bu Azelea juga sering mengunjungi rumah Raziq. Ia membantu orang tua Raziq dalam memberikan stimulasi yang tepat untuk perkembangan Raziq.

Selain itu, Bu Azelea juga sering mengajak Raziq bermain, bercerita, dan berbagi pengalaman.

Bagi Raziq, Bu Azelea adalah sosok yang sangat berarti. Ia adalah cahaya yang menerangi dunianya yang gelap.

Dengan adanya Bu Azelea, Raziq merasa tidak sendiri. Ia merasa dicintai dan dihargai.

Kisah Bu Azelea dan Raziq mengajarkan kita bahwa kebahagiaan itu sederhana.

Kita bisa menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil, seperti senyuman seorang anak, pelukan hangat, atau kata-kata semangat dari orang yang kita sayangi.

Kebahagiaan juga bisa tumbuh dari tindakan sederhana, seperti kesediaan untuk membantu orang lain.

Tantangan dan Solusi

Tidak semua jalan mulus dalam mendampingi Raziq. Bu Azelea pernah menghadapi perbedaan pendapat dengan orang tua Raziq mengenai metode pembelajaran yang paling efektif.

Orang tua Raziq, yang sangat menyayangi anaknya, cenderung ingin Raziq mengikuti les tambahan di luar sekolah untuk mempercepat perkembangannya.

Namun, Bu Azelea berpendapat bahwa Raziq perlu waktu untuk beradaptasi dan pembelajaran yang terlalu terstruktur justru bisa membuatnya merasa tertekan.

Bu Azelea memahami kekhawatiran Ibu Raziq. Dengan sabar, ia menjelaskan bahwa setiap anak memiliki ritme pembelajaran yang berbeda.

Setelah berdiskusi panjang, akhirnya mereka menemukan titik temu. Bu Azelea tetap memberikan bimbingan tambahan di sekolah, sementara orang tua Raziq akan memberikan stimulasi di rumah dengan cara yang lebih santai, seperti bermain sambil belajar.

Perkembangan Raziq

Dengan dukungan dari semua pihak, Raziq terus menunjukkan perkembangan yang positif.

Ia semakin aktif di kelas, berani bertanya, dan bahkan mulai mencoba berbicara dengan suara yang pelan.

Saat milad sekolah, Raziq tampil percaya diri di depan kelas, membawakan puisi dengan bahasa isyarat yang indah.

Pengaruh Raziq pada Bu Azelea

Kehadiran Raziq dalam hidup Bu Azelea membawa perubahan yang besar. Bu Azelea menjadi lebih sabar, lebih peka terhadap kebutuhan orang lain, dan lebih menghargai setiap perbedaan.

Ia menyadari bahwa setiap anak adalah unik dan berhak mendapatkan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan potensinya.

Pesan Moral

Kisah Bu Azelea dan Raziq mengajarkan kita bahwa:

Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus. Kasih sayang dan kesabaran adalah kunci keberhasilan. Dalam mendidik anak, terutama anak-anak dengan tantangan khusus.

Kerjasama antara guru dan orang tua sangat penting. Untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak. Perbedaan bukan penghalang. Melainkan sebuah keberagaman yang patut kita syukuri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun