Ketujuh, kritik terhadap gaya hidup konsumtif. Secara tidak langsung, judul ini mengkritik gaya hidup konsumtif yang seringkali menjauhkan kita dari kebahagiaan sejati.
Gaya hidup konsumtif menjanjikan kebahagiaan melalui kepemilikan barang-barang materi. Namun, kebahagiaan yang didapat seringkali bersifat sementara dan tidak memuaskan.
Tekanan untuk terus mengikuti tren dan memiliki barang-barang terbaru dapat menyebabkan stres dan kecemasan.
Konsumsi yang berlebihan berkontribusi pada kerusakan lingkungan dan perubahan iklim.
Kesimpulan
Hidup di desa menawarkan alternatif yang menyegarkan dari hiruk pikuk kota. Dengan fokus pada karya, nilai-nilai luhur, hubungan dengan alam, dan pelestarian tradisi, desa menjadi tempat yang ideal untuk menemukan kebahagiaan sejati.
Melalui gotong royong, kita membangun komunitas yang kuat. Dengan menghargai alam, kita menjaga keberlangsungan hidup. Dan dengan melestarikan tradisi, kita menjaga identitas budaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H