Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Saatnya Ortu Tinggalkan Gaya Otoriter pada Anak, Beralih ke Otoritatif, Mengapa?

19 Oktober 2024   08:57 Diperbarui: 19 Oktober 2024   08:59 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Saatnya tinggalkan gaya otoriter anda pada anak, beralih ke otoritatif. | Thinkstockphotos via KOMPAS.com

Keempat, kurang mandiri. Karena terlalu bergantung pada orang tua, anak kesulitan untuk menjadi mandiri dan bertanggung jawab atas tindakannya.

Bayangkan seekor burung yang sayapnya selalu diikat. Burung itu tidak akan pernah bisa terbang tinggi dan menjelajahi langit yang luas. Begitu pula dengan anak yang selalu dilayani dan dilindungi oleh orang tua. Mereka akan kesulitan untuk menghadapi tantangan hidup dan menjadi mandiri.

Pola asuh otoriter juga dapat membuat anak merasa tidak kompeten. Ketika anak selalu diberitahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya, mereka akan meragukan kemampuan diri sendiri. Mereka akan kesulitan untuk mengambil inisiatif dan menyelesaikan masalah secara mandiri.

Selain itu, pola asuh otoriter juga dapat menghambat perkembangan keterampilan sosial anak. Anak yang terlalu bergantung pada orang tua akan kesulitan untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan membangun hubungan yang sehat. Mereka mungkin terlihat canggung dan tidak percaya diri dalam situasi sosial.

Dalam jangka panjang, kurangnya kemandirian dapat menghambat kesuksesan anak. Di dunia yang semakin kompetitif, kemampuan untuk mandiri dan bertanggung jawab adalah kunci untuk meraih kesuksesan. Anak yang tidak mandiri akan kesulitan untuk beradaptasi dengan perubahan dan mengambil keputusan yang tepat.

Keunggulan Pola Asuh Otoritatif

Berbeda dengan gaya otoriter, pola asuh otoritatif menawarkan pendekatan yang lebih holistik dalam mendidik anak. Orang tua yang menerapkan gaya ini:

Pertama, menjadi teman sekaligus panutan. Orang tua membangun hubungan yang hangat dan terbuka dengan anak, sehingga anak merasa aman untuk berbagi perasaan dan pikiran.

Bayangkan sebuah pohon yang akarnya tertanam kuat di dalam tanah. Pohon itu akan tumbuh subur dan kokoh karena mendapatkan nutrisi yang cukup dari tanah. Begitu pula dengan anak yang memiliki hubungan yang kuat dengan orang tuanya. Mereka akan merasa lebih aman, bahagia, dan percaya diri.

Pola asuh otoritatif menciptakan ikatan emosional yang kuat antara orang tua dan anak. Ketika anak merasa didengarkan dan dihargai pendapatnya, mereka akan lebih terbuka untuk berkomunikasi dan berbagi perasaan. Hubungan yang saling percaya ini akan menjadi fondasi yang kuat bagi perkembangan anak.

Selain itu, orang tua yang menjadi teman bagi anak juga dapat menjadi panutan yang baik. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tuanya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menunjukkan perilaku yang positif dan menjadi contoh yang baik bagi anak. Dengan demikian, anak akan belajar nilai-nilai yang penting seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun