Kedua, lemahnya penegakan hukum. Keberadaan premanisme yang begitu mencolok mengindikasikan adanya kelemahan dalam penegakan hukum. Pelaku kejahatan seperti ini seringkali merasa kebal hukum dan tidak takut akan konsekuensi perbuatannya.
Ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara maraknya aksi premanisme dengan kelemahan dalam penegakan hukum.
Untuk mengatasi masalah premanisme, perlu dilakukan reformasi yang menyeluruh dalam sistem penegakan hukum, mulai dari tingkat kepolisian hingga peradilan.
Ketiga, peran media sosial. Media sosial berperan penting dalam menyebarkan informasi tentang kasus ini. Viralitas video tersebut telah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah premanisme dan mendorong mereka untuk bertindak.
Media sosial telah membuktikan perannya yang sangat penting dalam menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
Dalam kasus pemalakan tukang martabak, viralnya video tersebut telah mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap masalah premanisme dan mendesak pihak berwajib untuk bertindak.
Namun, penting untuk tetap kritis terhadap informasi yang beredar di media sosial dan menghindari penyebaran hoaks atau ujaran kebencian.
Dampak Premanisme
Dampak dari tindakan premanisme tidak hanya dirasakan oleh korban secara langsung, tetapi juga berdampak luas pada masyarakat secara keseluruhan. Beberapa dampak negatif dari premanisme antara lain:
Pertama, kerugian ekonomi. Korban premanisme seringkali mengalami kerugian materiil yang cukup besar. Selain itu, premanisme juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi karena menciptakan iklim investasi yang tidak kondusif.
Premanisme tidak hanya merugikan individu, tetapi juga memiliki dampak yang sangat luas terhadap perekonomian. Kerugian materiil yang dialami oleh korban dan terhambatnya pertumbuhan ekonomi merupakan dua contoh nyata dari dampak negatif premanisme.