Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Premanisme Masih Menjadi Masalah Serius di Masyarakat, Belajar dari Pemalakan Tukang Martabak

16 Oktober 2024   07:38 Diperbarui: 16 Oktober 2024   08:17 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi AS saat menghajar pedagang martabak di Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, Jumat (11/10/2024) malam. |Tangkapan Layar/Tribunjabar.id

Peristiwa pemalakan terhadap seorang pedagang martabak di Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, yang terekam kamera CCTV dan viral di media sosial beberapa waktu lalu, telah mengguncang masyarakat.

video tersebut menjadi bukti nyata bahwa masalah premanisme masih menjadi ancaman serius bagi keamanan dan ketertiban masyarakat.

Kejadian pemalakan terhadap seorang pedagang martabak di Pameungpeuk, Kabupaten Bandung itu, telah menimbulkan perhatian luas. Tindakan premanisme yang dilakukan oleh pelaku tidak hanya merugikan korban secara materiil, namun juga menimbulkan trauma psikologis.

Beruntungnya, peristiwa ini terekam oleh kamera CCTV sehingga memudahkan pihak kepolisian untuk mengidentifikasi dan menangkap pelaku. Kapolsek Pameungpeuk, AKP Asep Dedi, menyatakan bahwa pelaku telah diamankan dan saat ini sedang menjalani proses hukum.

Kejadian ini menjadi sorotan publik dan memicu berbagai reaksi. Masyarakat mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pelaku dan mendesak pihak berwajib untuk menindak tegas para pelaku kejahatan serupa.

Selain itu, kejadian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat.

Kejadian ini bukan hanya sekadar tindakan kriminal biasa, melainkan cerminan dari permasalahan sosial yang lebih kompleks dan membutuhkan perhatian serius dari semua pihak.

Tulisan ini dihimpun dan disarikam dari berbagai sumber media antara lain: tribunjabar.id, detikcom dan ayo bandung.

Kasus pemalakan di Pameungpeuk ini menyoroti beberapa permasalahan mendasar dalam masyarakat, antara lain:

Pertama, kurangnya rasa aman. Kejadian ini menunjukkan bahwa masyarakat, terutama mereka yang bekerja di sektor informal seperti pedagang kaki lima, tidak merasa aman dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Ancaman kekerasan dari kelompok preman membuat mereka hidup dalam ketakutan.

Ini menandakan bahwa tindakan premanisme tidak hanya merugikan secara materiil, tetapi juga menciptakan rasa tidak aman yang meluas di masyarakat. Kondisi ini sangat merugikan bagi semua pihak dan membutuhkan perhatian serius dari pemerintah, masyarakat, dan semua pemangku kepentingan.

Kedua, lemahnya penegakan hukum. Keberadaan premanisme yang begitu mencolok mengindikasikan adanya kelemahan dalam penegakan hukum. Pelaku kejahatan seperti ini seringkali merasa kebal hukum dan tidak takut akan konsekuensi perbuatannya.

Ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara maraknya aksi premanisme dengan kelemahan dalam penegakan hukum.

Untuk mengatasi masalah premanisme, perlu dilakukan reformasi yang menyeluruh dalam sistem penegakan hukum, mulai dari tingkat kepolisian hingga peradilan.

Ketiga, peran media sosial. Media sosial berperan penting dalam menyebarkan informasi tentang kasus ini. Viralitas video tersebut telah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah premanisme dan mendorong mereka untuk bertindak.

Media sosial telah membuktikan perannya yang sangat penting dalam menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat.

Dalam kasus pemalakan tukang martabak, viralnya video tersebut telah mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap masalah premanisme dan mendesak pihak berwajib untuk bertindak.

Namun, penting untuk tetap kritis terhadap informasi yang beredar di media sosial dan menghindari penyebaran hoaks atau ujaran kebencian.

Dampak Premanisme

Dampak dari tindakan premanisme tidak hanya dirasakan oleh korban secara langsung, tetapi juga berdampak luas pada masyarakat secara keseluruhan. Beberapa dampak negatif dari premanisme antara lain:

Pertama, kerugian ekonomi. Korban premanisme seringkali mengalami kerugian materiil yang cukup besar. Selain itu, premanisme juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi karena menciptakan iklim investasi yang tidak kondusif.

Premanisme tidak hanya merugikan individu, tetapi juga memiliki dampak yang sangat luas terhadap perekonomian. Kerugian materiil yang dialami oleh korban dan terhambatnya pertumbuhan ekonomi merupakan dua contoh nyata dari dampak negatif premanisme.

Oleh karena itu, upaya untuk memberantas premanisme harus dilakukan secara serius dan komprehensif.

Kedua, trauma psikologis. Korban kekerasan seringkali mengalami trauma psikologis yang berkepanjangan. Trauma ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari mereka dan membutuhkan waktu yang lama untuk pulih.

Trauma psikologis merupakan dampak yang sangat serius dari kekerasan. Korban kekerasan membutuhkan dukungan dan perawatan yang tepat agar mereka dapat pulih dan menjalani kehidupan yang lebih baik.

Ketiga, rusaknya tatanan sosial. Premanisme merusak tatanan sosial masyarakat. Kehidupan yang penuh dengan ancaman kekerasan membuat masyarakat sulit untuk bersosialisasi dan membangun kepercayaan satu sama lain.

Premanisme tidak hanya merugikan individu, tetapi juga merusak tatanan sosial secara keseluruhan. Untuk membangun masyarakat yang aman dan damai, maka upaya untuk memberantas premanisme harus dilakukan secara serius dan melibatkan seluruh komponen masyarakat

Upaya Pencegahan dan Penanggulangan

Untuk mengatasi masalah premanisme, diperlukan upaya yang komprehensif dari berbagai pihak, antara lain:

Pertama, penegakan hukum yang tegas. Aparat penegak hukum harus bertindak tegas terhadap pelaku kejahatan, terutama mereka yang terlibat dalam tindakan premanisme.

Penegakan hukum yang tegas adalah salah satu kunci penting dalam memberantas premanisme. Dengan penegakan hukum yang efektif, masyarakat akan merasa lebih aman dan terlindungi, serta para pelaku kejahatan akan berpikir dua kali sebelum melakukan tindakan kriminal.

Kedua, peningkatan kesadaran masyarakat. Masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan tentang bahaya premanisme dan cara-cara untuk mencegahnya.

Peningkatan kesadaran masyarakat merupakan salah satu langkah penting dalam upaya memberantas premanisme. Dengan memberikan pengetahuan yang cukup kepada masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan kondusif bagi semua orang.

Ketiga, pemberdayaan masyarakat. Masyarakat perlu diberdayakan untuk ikut aktif dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungannya.

Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam memberantas premanisme. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, maka upaya menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif akan menjadi lebih efektif.

Keempat, Penyediaan lapangan kerja. Kurangnya lapangan kerja seringkali menjadi salah satu faktor yang mendorong seseorang terlibat dalam tindakan kriminal. Oleh karena itu, perlu diciptakan lapangan kerja yang layak bagi masyarakat.

Penyediaan lapangan kerja yang layak merupakan salah satu upaya yang sangat penting dalam memberantas tindakan kriminal seperti premanisme.

Dengan memberikan masyarakat kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, maka kita dapat mengurangi angka kriminalitas dan menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera.

Kelima, pembinaan terhadap pelaku. Pelaku premanisme perlu diberikan pembinaan agar mereka dapat kembali ke masyarakat dan tidak mengulangi perbuatannya.

Pembinaan terhadap pelaku premanisme merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pemberantasan premanisme. Dengan memberikan pembinaan yang tepat, maka kita tidak hanya menghukum pelaku, tetapi juga memberikan mereka kesempatan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Kesimpulan, kasus pemalakan di Pameungpeuk adalah pengingat bagi kita semua bahwa masalah premanisme masih menjadi tantangan yang serius. Untuk menciptakan masyarakat yang aman dan damai, diperlukan kerja sama dari semua pihak. Kita harus berani melawan segala bentuk kekerasan dan mendukung upaya pemerintah dalam memberantas premanisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun