Persaingan dengan produk impor. Produk pertanian impor yang lebih murah dan beragam jenis semakin membanjiri pasar domestik. Hal ini membuat petani lokal kesulitan bersaing.
Produk pertanian impor seringkali dianggap memiliki kualitas yang lebih baik dan lebih seragam dibandingkan produk lokal. Hal ini membuat konsumen lebih memilih produk impor, meskipun harganya lebih mahal. Padahal, dengan penerapan teknologi pertanian yang tepat, petani lokal juga mampu menghasilkan produk dengan kualitas yang setara bahkan lebih baik.
Namun, produk pertanian lokal seringkali kalah bersaing dengan produk impor karena kurangnya promosi. Produk impor seringkali dikemas dengan lebih menarik dan didukung oleh kampanye pemasaran yang gencar. Akibatnya, konsumen kurang mengenal dan mengetahui keunggulan produk pertanian lokal. Salah satunya adalah dengan memberlakukan kebijakan proteksi, seperti tarif impor yang lebih tinggi untuk produk pertanian tertentu.
Insentif sebagai Solusi Jitu
Untuk mengatasi permasalahan di atas, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis, salah satunya adalah memberikan insentif yang menarik bagi petani muda. Insentif ini tidak hanya berupa bantuan finansial, tetapi juga mencakup berbagai bentuk dukungan lain yang dapat meningkatkan minat dan motivasi generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian.
Jenis-jenis Insentif yang Dapat Diberikan
Insentif Finansial:
Kredit usaha rakyat (KUR) khusus pertanian. Memberikan akses kredit dengan bunga rendah bagi petani muda untuk mengembangkan usahanya.
Meskipun KUR khusus pertanian telah diluncurkan, banyak petani muda yang masih kesulitan mengakses program ini. Birokrasi yang rumit, persyaratan yang sulit dipenuhi, dan waktu proses yang lama menjadi kendala utama. Hal ini membuat banyak petani muda menyerah sebelum mendapatkan pinjaman.
Selain itu, jumlah dana KUR khusus pertanian yang tersedia seringkali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan seluruh petani muda. Akibatnya, banyak petani muda yang tidak mendapatkan alokasi dana, meskipun usahanya layak untuk dibantu.
Selain KUR, pemerintah perlu mengembangkan instrumen pembiayaan lainnya yang lebih fleksibel dan mudah diakses oleh petani muda. Misalnya, pemerintah dapat bekerja sama dengan lembaga keuangan mikro untuk menyediakan pinjaman dengan jumlah yang lebih kecil dan proses yang lebih sederhana.