Kenaikan harga bahan bakar. Meski sempat menjadi alternatif yang lebih hemat, kenaikan harga bahan bakar membuat beberapa orang kembali mempertimbangkan penggunaan sepeda motor atau mobil.
Kenaikan harga BBM yang signifikan telah mengubah perhitungan biaya transportasi bagi banyak orang. Sepeda, yang sebelumnya dianggap sebagai pilihan yang ekonomis, kini harus bersaing dengan kendaraan bermotor yang menawarkan kenyamanan dan kecepatan yang lebih tinggi.
Kenaikan harga BBM telah menjadi pemicu bagi banyak orang untuk kembali mempertimbangkan pilihan transportasi mereka. Namun, perubahan perilaku tidaklah mudah. Diperlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan transportasi berkelanjutan.
Dengan demikian, kita dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan menciptakan kota yang lebih bersih dan sehat.
Kurangnya infrastruktur pendukung. Minimnya jalur sepeda yang aman dan nyaman menjadi kendala bagi sebagian orang untuk terus bersepeda.
Ketiadaan jalur sepeda yang memadai membuat pesepeda harus berbagi jalan dengan kendaraan bermotor, yang seringkali mengabaikan hak pengguna jalan lain.
Kondisi jalan yang buruk, seperti lubang, genangan air, dan permukaan jalan yang tidak rata, juga meningkatkan risiko kecelakaan dan membuat pengalaman bersepeda menjadi tidak nyaman.
Dampak terhadap Pasar Sepeda
Penjualan sepeda baru menurun drastis. Dengan menurunnya minat bersepeda, permintaan akan sepeda baru pun ikut anjlok.
Apa yang dulunya menjadi rebutan, kini sulit terjual. Toko-toko sepeda yang sebelumnya ramai pengunjung, kini sepi pembeli.
Penurunan permintaan ini telah memaksa banyak produsen sepeda untuk mengurangi produksi bahkan ada yang harus menghentikan sementara produksi beberapa model sepeda tertentu.