Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung

31.03.24

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Permakultur: Solusi Pertanian Organik Berkelanjutan dan Ketahanan Pangan

28 Agustus 2024   05:57 Diperbarui: 28 Agustus 2024   09:44 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komposting: Mengolah limbah organik menjadi pupuk kompos untuk menyuburkan tanah. Artinya mengubah sisa-sisa bahan organik seperti daun-daun kering, sisa makanan, atau kotoran hewan menjadi pupuk alami yang kaya nutrisi. Proses ini melibatkan penguraian bahan organik oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur dalam kondisi yang terkendali, sehingga menghasilkan bahan organik yang telah matang dan siap digunakan sebagai pupuk.

Pengelolaan air hujan: Menangkap dan menyimpan air hujan untuk irigasi. Ini artinya adalah suatu praktik mengumpulkan, menyimpan, dan memanfaatkan air hujan untuk berbagai keperluan, terutama untuk irigasi tanaman. Ini adalah cara yang efektif untuk mengelola sumber daya air, terutama di daerah yang memiliki musim kemarau panjang.

Tantangan dan Peluang

Meskipun permakultur menawarkan banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti:

Kurangnya pengetahuan: Banyak orang belum familiar dengan konsep permaculture. Bahwa sebagian besar masyarakat belum memahami atau mengenal apa itu permakultur. Konsep permakultur yang menyatukan pertanian berkelanjutan, desain lingkungan, dan kehidupan yang harmonis dengan alam masih tergolong baru dan belum banyak dibahas secara luas.

Biaya awal: Membangun sistem permakultur memerlukan investasi awal yang cukup besar. Membangun sistem permakultur memang membutuhkan investasi awal yang cukup besar, namun keuntungan jangka panjang yang akan diperoleh jauh lebih besar. Dengan perencanaan yang matang dan pemanfaatan sumber daya yang ada secara efektif, biaya awal dapat diminimalisir.

Perubahan kebiasaan: Beralih ke permakultur membutuhkan perubahan pola pikir dan kebiasaan. Bahwa untuk menerapkan konsep permakultur dalam kehidupan sehari-hari, kita perlu mengubah cara kita berpikir dan bertindak. Ini melibatkan pergeseran dari pola pikir konsumtif dan linier menuju pola pikir yang lebih holistik, berkelanjutan, dan harmonis dengan alam.

Namun, dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya pertanian berkelanjutan, peluang untuk mengembangkan permakultur semakin terbuka. Banyak komunitas dan organisasi yang mendukung pengembangan permaculture melalui pelatihan, konsultasi, dan proyek-proyek percontohan.

Permakultur adalah sebuah investasi jangka panjang yang memberikan manfaat bagi generasi sekarang dan mendatang. Dengan menerapkan prinsip-prinsip permaculture, kita dapat menciptakan sistem pertanian yang lebih sehat, lebih produktif, dan lebih berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun