Pihak-pihak saling bergantung satu sama lain, sehingga tindakan satu pihak akan berdampak langsung pada pihak lain.
Interdependensi dalam politik, secara sederhana berarti saling ketergantungan antara berbagai pihak atau aktor politik. Tindakan atau keputusan yang diambil oleh satu pihak akan secara langsung mempengaruhi pihak lain, dan begitu pula sebaliknya. Ini seperti sebuah jaringan yang saling terhubung, di mana setiap simpul (pihak) memiliki pengaruh terhadap simpul lainnya.
Mengapa Interdependensi Penting dalam Politik?
Adanya saling ketergantungan. Setiap pihak memiliki kepentingan yang saling terkait. Misalnya, sebuah negara membutuhkan bahan mentah dari negara lain untuk industri mereka, sementara negara lain membutuhkan pasar untuk produk mereka.
Adanya pengaruh timbal balik. Tindakan satu pihak dapat memicu reaksi dari pihak lain. Misalnya, jika sebuah negara memberlakukan tarif impor pada produk negara lain, negara tersebut mungkin akan membalas dengan tarif yang sama atau membatasi ekspor bahan mentah.
Adanya negosiasi dan kompromi. Interdependensi mendorong pihak-pihak untuk melakukan negosiasi dan kompromi. Mereka harus mempertimbangkan kepentingan pihak lain jika ingin mencapai kesepakatan.
Terciptanya stabilitas sistem internasional. Interdependensi dapat menciptakan stabilitas dalam sistem internasional karena negara-negara saling membutuhkan satu sama lain. Konflik terbuka dapat merugikan semua pihak.
2. Negosiasi yang Tidak Seimbang
Salah satu pihak mungkin memiliki lebih banyak "modal" untuk bernegosiasi, seperti dukungan publik yang lebih besar atau akses ke sumber daya yang lebih luas.
Ketika kita berbicara tentang negosiasi, idealnya semua pihak duduk di meja perundingan dengan kekuatan yang setara. Namun, dalam realitas politik, seringkali terjadi situasi di mana salah satu pihak memiliki lebih banyak "modal" atau pengaruh dibandingkan pihak lainnya. Kondisi ini disebut sebagai negosiasi yang tidak seimbang.
Apa yang dimaksud dengan "modal" dalam negosiasi?