Lihatlah bunga di taman yang kau lewati.
Dia melihatmu, mengsjakmu tersenyum.
Berayun-ayun bercanda dengan angin, mengajakmu bercanda juga.
Namun kau tak mu berpaling.
Kau hanya menatap ulat yang ada di daunnya.
Dan kau metasa jijik dan pergi.
Sayang sekalii....
Di malam itu kau buka jenfela.
Bulan di sana melihatmu dengan keanggunannya.
Dia memberi cahaya lembut yang menyejukkan.
Namun kau hanya melihat bayangan hitam burung malam.
Lalu kau pun merinding takut. Rasa takutmu  menyeimuti jiwa.
Kau tutup jendela dan kau pun diam dalam ketakutan.
Sayang sekali....
Sekali saja kau arahkan pandanganmu pada bunga yang cantik.
Agar hidupmu cantik bagaikan bunga.
Sekali saja sempatkan dirimu mengamati akan indahnya malam bersama sinar bulan.
Agar malammu tak kau hiasi dengan ketakutan.
Namun sesekali itu pun tak kau sempatkan.
Hingga pada akhurnya.
Indah itu tak kau dapatkan.Â
Cantik pun kau lewatkan.
Dan.
Kau terus dalam ketidaktenangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H