Makna ini turut didukung oleh teks yang menyertainya, yaitu "HEY head & shoulders... I DON'T WANT FOREST DESTRUCTION IN MY SHOWER!"yang artinya adalah kami tidak mau ada perusakan hutan di shower kami. Maksud dari kalimat ini adalah bahwa dengan menggunakan produk shampo H&S, berarti konsumen mendukung perusahaan tersebut. Dengan mendukung perusahaan tesebut, maka secara tidak langsung konsumen juga mendukung perusakan hutan yang dilkakukan oleh pihak perusahaan. Greenpeace mewakili seluruh konsumen yang semakin sadar akan kelestarian lingkungan tentu tidak dapat menerima ini. Mereka merasa punya tanggung jawab untuk menghentikan perbuatan tersebut sehingga muncullah kalimat yang secara tidak langsung meminta H&S untuk berhenti melakukan perusakan hutan.
Ketidaksetujuan ini juga didukung oleh penggunaan tanda seru (!) di ujung kalimat. Tanda seru (!) ini dapat diartikan sebagai sebuah ketegasan dari Greenpeace. Mereka secara tegas sungguh-sungguh menginginkan perusahaan untuk berhenti. Hal lain yang juga menunjukkan ketegasan adalah dari segi penggunaan huruf kapital pada kata-kata "I DON'T WANT FOREST DESTRUCTION IN MY SHOWER!".Teks atau pesan lingual disini berfungsi sebagai penambat (anchorer)karena teks "HEY head & shoulders... I DON'T WANT FOREST DESTRUCTION IN MY SHOWER!" mampu mengarahkan interpretasi para pembaca pada makna konotatif dari campaignsebagaimana fungsi penambat pesan lingual yang telah dijelaskan dalam teori. Dengan membaca teks ini para pembacanya akan bertanya-tanya "ada apa dengan H&S?", "apa yang telah mereka lakukan?".
Kemudian kita beralih pada teks #ProtectParadise dan logotypeGreenpeace. Protect Paradise memiliki arti Lindungi Surga (kita). Alam dan lingkungan hidup dianalogikan sebagai surga bagi manusia karena dari sanalah sumber kehidupan berasal. Namun, kegiatan perusakan hutan yang dilakukan H&S berpotensi mengancam kelestarian alam dan lingkungan hidup. Maka dari itu, untuk merangkum keseluruhan visualisasi dan maknanya, digunakanlah dua kata yang merepresentasikan semuanya, yaitu PROTECT PARADISE sebagai tajuk dari campaigntersebut. Setelah itu ada logotypeGreenpeace sebagai identitas pembuat campaign.Melalui keterbukaan identitas ini, Greenpeace menunjukkan keberaniannya untuk beraksi dan bertindak melawan apapun yang dapat mengancam kelestarian lingkungan. Greenpeace mengidentifikasikan dirinya sebagai pahlawan lingkungan, sementara H&S diidentifikasi dengan penjahat lingkungan.
Terakhir, ada penggunaan warna untuk latar belakang keseluruhan visual campaign,yaitu gradasi warna biru muda ke biru tua berpola radial dari bagian dalam ke bagian luar. Warna biru identik dengan H&S, sehingga warna biru disini mau memperkuat identitas H&S yang dilawan dalam campaignini. Warna biru muda digunakan untuk menghighlightteks utama dan gambar utama dalam campaigntersebut sehingga terkesan mencolok. Hal ini juga dilakukan untuk menggiring mata pembaca untuk fokus pada main concerndalam campaignini.
BAB IV
PENUTUPÂ
A. Kesimpulan
Campaign#ProtectParadise dari Greenpeace menunjukkan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan sikap responsif Greenpeace terhadap isu lingkungan yang menimpa H&S. Ketidaksetujuan dan gerakan perlawanan ditunjukkan melalui penciptaan visualisasi campaignmulai dari ilustrasi kerusakan hutan, kalimat perlawanan, sampai image yang berusaha ditunjukkan lewat penggunaan logo maupun logotypetertentu.
Melalui campaignini, Greenpeace mau menggambarkan bahwa ternyata ada hal kecil yang dalam kasus ini mengkonsumsi produk shampo H&S membuat kita secara tidak langsung terlibat dalam perusakan hutan. Greenpeace juga mau menunjukkan bahwa ada dampak besar yang dapat ditimbulkan apabila hal ini tidak dihentikan. Oleh karena itu, melalui campaignini, diharapkan baik dari sisi perusahaan maupun konsumen harus lebih berhati-hati dan mempertimbangkan dampak dari segala perbuatan yang dapat merusak kelestarian lingkungan.
Daftar Pustaka
Zoest, Aart Van dan Panuti Sudjiman. (1992). Serba -- Serbi Semiotika.Jakarta: Â Â PT Gramedia Pustaka.