Mohon tunggu...
Juditha Auliany
Juditha Auliany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah seorang mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang hobi traveling, saya memiliki tugas untuk membuat sebuah artikel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjelajahi Prinsip-prinsip Utama dalam Proses Komunikasi Manusia

15 Januari 2024   21:52 Diperbarui: 16 Januari 2024   12:37 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MEMENUHI TUGAS UAS PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

JUDITHA TARY AULIANY-23010400142

Dr. NANI NURANI MUKSIN S. sos, M. Si

Komunikasi adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia sebagai makhluk sosial. Menurut Rogers dan Kincaid dalam buku Communication Network: Toward A New Paradigm for Research (dalam Kompas.com, 2021) komunikasi ialah proses di mana dua orang atau lebih melakukan petukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam. 

Dedi Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi: Suatu Pengatar (2014) menjabarkan bahwa tedapat 12 hal yang menjadi prinsip-prinsip dalam komunikasi yaitu sebagai berikut

1.Komunikasi Adalah Proses Simbolik

Prinsip simbolik dalam konteks komunikasi menekankan bahwa bahasa atau simbol-simbol yang digunakan dalam interaksi manusia memiliki makna yang kompleks dan dapat diinterpretasikan. Prinsip ini menyiratkan bahwa komunikasi melibatkan penggunaan simbol-simbol untuk menyampaikan ide, pikiran, dan emosi

Dengan memahami prinsip simbolik dalam komunikasi, kita dapat lebih peka terhadap kompleksitas makna yang terkandung dalam simbol-simbol dan bahasa, serta memahami bahwa interpretasi dapat bervariasi tergantung pada pengalaman dan latar belakang budaya individu.

2.Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi

Prinsip bahwa setiap perilaku memiliki potensi komunikasi merujuk pada ide bahwa tindakan atau perilaku seseorang, baik verbal maupun nonverbal, dapat mengandung pesan atau informasi yang dapat diartikan oleh orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap sebagai proses yang melibatkan lebih dari sekadar kata-kata yang diucapkan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai prinsip ini:

1.Komunikasi Verbal dan Nonverbal

Komunikasi verbal mencakup penggunaan kata-kata dan bahasa untuk menyampaikan pesan. Ini melibatkan pidato, pembicaraan, atau tulisan. Sedangkan, komunikasi nonverbal melibatkan ekspresi wajah, gerakan tubuh, kontak mata, nada suara, dan elemen nonkata lainnya yang dapat menyampaikan pesan tanpa menggunakan kata-kata.

2.Pentingnya Tindakan dan Perilaku

Tindakan atau perilaku, baik yang disengaja maupun tidak disengaja, dapat menciptakan dampak dan menyampaikan pesan kepada orang lain. Misalnya, senyum, tatapan mata, atau bahkan sikap tubuh dapat memberikan informasi tentang perasaan atau niat seseorang.

3.Ekspresi Diri

Orang sering menggunakan perilaku mereka sebagai cara untuk mengekspresikan diri atau menyampaikan perasaan mereka.Bahkan ketika seseorang tidak berbicara, cara mereka berpakaian, berjalan, atau berinteraksi dengan lingkungan sekitar dapat memberikan wawasan tentang identitas dan kepribadian mereka.

3.Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Hubungan

Pada dasarnya, komunikasi memiliki dua dimensi utama, yakni dimensi isi yang disandi secara verbal dan dimensi hubungan yang disandi dengan nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi yang berupa pesan apa yang ingin disampaikan. Sedangkan pada dimensi hubungan menunjukkan bagaiamna hubungan para peserta komunikasi dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan (Karyaningsih, 2018, hlm. 35)

4.Komunikasi Berlangsung dalam Berbagai Tingkat Kesenjangan

Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita bisa jadi ditafsirkan orang lain dan menjadi bentuk komunikasi.

5.Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu

Prinsip komunikasi yang sesuai dengan ruang dan waktu menekankan pentingnya memahami dan mengakomodasi aspek-aspek kontekstual seperti lingkungan fisik, lokasi, waktu, dan situasi dalam proses komunikasi. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai prinsip ini:

1.Konteks Ruang (Spatial Context)

Lingkungan fisik tempat komunikasi terjadi dapat memengaruhi proses dan efektivitasnya. Misalnya, dalam ruang besar atau bising, pesan mungkin perlu disampaikan dengan volume yang lebih tinggi atau menggunakan alat bantu seperti mikrofon. Tata letak ruangan dapat memengaruhi interaksi antarpeserta. Misalnya, ruangan rapat yang disusun dalam bentuk lingkaran dapat meningkatkan interaksi dan keterlibatan peserta.

2.Konteks Waktu (Temporal Context)

Pemahaman terhadap waktu sangat penting. Hal ini melibatkan kesadaran tentang waktu yang dijadwalkan untuk komunikasi dan kesiapan peserta. Misalnya, menghormati waktu janji atau memastikan bahwa pertemuan berjalan sesuai jadwal. Kecepatan komunikasi dapat bervariasi tergantung pada konteks waktu. Misalnya, komunikasi dalam situasi darurat membutuhkan respons cepat, sementara diskusi strategis mungkin memerlukan pertimbangan yang lebih panjang.

6.Melibatkan Peserta Komunikasi

Prinsip komunikasi yang melibatkan semua peserta dikenal sebagai prinsip inklusivitas atau prinsip partisipatif. Prinsip ini menyoroti pentingnya memastikan bahwa semua peserta dalam suatu interaksi atau proses komunikasi memiliki peluang untuk berkontribusi, berpartisipasi, dan merasa dihargai. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai prinsip komunikasi ini:

1.Setara dan Tanpa Diskriminasi

Prinsip inklusivitas menekankan bahwa semua peserta dalam komunikasi harus diperlakukan dengan setara dan tanpa diskriminasi. Hal ini mencakup pengakuan terhadap keberagaman latar belakang, pendapat, dan karakteristik peserta.

2.Pemberdayaan (Empowerment)

 Komunikasi inklusif bertujuan untuk memberdayakan peserta, memberikan mereka ruang untuk berbicara, menyampaikan ide, dan berkontribusi. Ini menciptakan lingkungan di mana setiap peserta merasa memiliki peran yang penting.

3.Pendengaran Aktif (Active Listening)

Prinsip ini mendorong adanya pendengaran aktif terhadap semua peserta. Artinya, peserta secara aktif mendengarkan pandangan, pendapat, dan pemikiran yang disampaikan oleh yang lain, dan memberikan respons yang sesuai.

7.Komunikasi Bersifat Sistemik

Prinsip komunikasi bersifat sistemik mengacu pada pendekatan dalam memahami komunikasi sebagai sistem yang kompleks, terdiri dari berbagai elemen yang saling berinteraksi. Konsep ini banyak digunakan dalam teori sistem komunikasi dan memandang komunikasi sebagai suatu proses yang melibatkan elemen-elemen yang saling terkait. 

8.Pengaruh Latar Belakang Sosial-Budaya Terhadap Efektifitas Komunikasi

Komunikasi dapat dikatakan efektif ketika hasilnya sesuai dengan apa yang diharapkan pesertanya. Maksudnya adalah dimana seluruh peserta mendapatkan kesamaan makna atas informasi yang disampaikan dalam komunikasi. Tujuan tesebut akan lebih mudah terwujud jika adanya keterikatan budaya antarpeserta komunikasi karena suatu pesan baik verbal maupun non verbal terikat dengan budaya.

9.Komunikasi Bersifat Nonsekuensial

Prinsip komunikasi bersifat konsensual adalah konsep dalam teori komunikasi yang menekankan pentingnya setujuan atau kesepakatan bersama dalam proses komunikasi. Prinsip ini mengakui bahwa komunikasi efektif melibatkan pemahaman dan persetujuan antara pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai prinsip komunikasi bersifat konsensual:

1.Kesepakatan dalam Makna

Prinsip konsensual menekankan bahwa komunikasi efektif terjadi ketika pihak-pihak yang berkomunikasi mencapai kesepakatan dalam makna pesan yang disampaikan. Artinya, penafsiran pesan oleh penerima harus sejalan dengan maksud yang dimiliki oleh pengirim.

2.Pemahaman Bersama

Pemahaman bersama merupakan inti dari prinsip konsensual. Komunikasi yang efektif memerlukan adanya kesepakatan atau pemahaman bersama antara pengirim dan penerima pesan. Ini melibatkan proses saling mendengarkan, bertukar informasi, dan memastikan bahwa makna yang dimaksudkan dipahami dengan benar.

3.Proses Tukar-menukar Makna

Prinsip ini menyoroti bahwa komunikasi bukan hanya tentang pengiriman pesan oleh satu pihak kepada yang lain, tetapi melibatkan proses tukar-menukar makna. Pihak yang berkomunikasi harus saling memahami dan memberi umpan balik untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan telah diterima dengan benar.

4.Pentingnya Konsensus

Dalam komunikasi konsensual, penting untuk mencapai konsensus atau setujuan bersama. Hal ini memastikan bahwa tidak hanya pesan yang dipahami, tetapi juga diterima dan diartikan dengan cara yang diinginkan oleh pengirim pesan.

5.Keterbukaan dan Kehati-hatiaN

Prinsip ini mendorong keterbukaan dan kehati-hatian dalam berkomunikasi. Keterbukaan membantu mencapai pemahaman bersama, sedangkan kehati-hatian membantu menghindari kesalahpahaman atau konflik yang mungkin timbul.

10.Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis, dan Transaksional

Karyaningsih dalam buku Ilmu Komunikasi (dalam Serupa.id, 2022), menyatakan bahwa komunikasi tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir, dengan kata lain komunikasi adalah hal yang berkesinambungan (continuous). Kedinamisan dan transaksional peserta komunikasi yang terus berubah merupakan implikasi dari komunikasi yang berkesinambungan.

11.Komunikasi Bersifat Irreversibel

To forgiven but not forgoted mungkin adalah hal yang tepat untuk menggambarkan salhsatu prinsip komunikasi ini. Sebuah peristiwa komunikasi tidak dapat diubah (irreversible)

12.Komunikasi Bukan Panasea untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah

Kerap kali oang-orang beranggapan bahwa solusi dari berbagai masalah dapat terselesaikan dengan komunikasi. Nyatanya, selain komunikasi, permaslahan dapat selesai jika masing-masing pihak dapat terpenuhi tuntuntannya

Kesimpulan

Komunikasi melibatkan serangkaian prinsip dasar yang membimbing interaksi manusia. Penting untuk memahami dan menghormati prinsip-prinsip ini agar komunikasi dapat berlangsung secara efektif, menghindari kesalahpahaman, dan menciptakan hubungan yang sehat antara peserta komunikasi. Prinsip-prinsip tersebut mencerminkan kompleksitas komunikasi manusia dan memberikan panduan yang berguna untuk meningkatkan kualitas interaksi antarindividu.

Daftar Pustaka

1.Karyaningsih. Ilmu komunikasi. Yogyakarta: Samudra Biru. 2018

2.Yusuf, F.M. (2021). Buku ajar pengantar ilmu komunikasi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Ilmu

3.Everett, M.Rogers dan D Lawrance Kincaid. Communication Network: Toward A New Paradigm for Research. 1980

4.Ahmad ,S. Rustan dan Nurhakki Hakki. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun