Komunikasi verbal mencakup penggunaan kata-kata dan bahasa untuk menyampaikan pesan. Ini melibatkan pidato, pembicaraan, atau tulisan. Sedangkan, komunikasi nonverbal melibatkan ekspresi wajah, gerakan tubuh, kontak mata, nada suara, dan elemen nonkata lainnya yang dapat menyampaikan pesan tanpa menggunakan kata-kata.
2.Pentingnya Tindakan dan Perilaku
Tindakan atau perilaku, baik yang disengaja maupun tidak disengaja, dapat menciptakan dampak dan menyampaikan pesan kepada orang lain. Misalnya, senyum, tatapan mata, atau bahkan sikap tubuh dapat memberikan informasi tentang perasaan atau niat seseorang.
3.Ekspresi Diri
Orang sering menggunakan perilaku mereka sebagai cara untuk mengekspresikan diri atau menyampaikan perasaan mereka.Bahkan ketika seseorang tidak berbicara, cara mereka berpakaian, berjalan, atau berinteraksi dengan lingkungan sekitar dapat memberikan wawasan tentang identitas dan kepribadian mereka.
3.Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Hubungan
Pada dasarnya, komunikasi memiliki dua dimensi utama, yakni dimensi isi yang disandi secara verbal dan dimensi hubungan yang disandi dengan nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi yang berupa pesan apa yang ingin disampaikan. Sedangkan pada dimensi hubungan menunjukkan bagaiamna hubungan para peserta komunikasi dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan (Karyaningsih, 2018, hlm. 35)
4.Komunikasi Berlangsung dalam Berbagai Tingkat Kesenjangan
Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita bisa jadi ditafsirkan orang lain dan menjadi bentuk komunikasi.
5.Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu
Prinsip komunikasi yang sesuai dengan ruang dan waktu menekankan pentingnya memahami dan mengakomodasi aspek-aspek kontekstual seperti lingkungan fisik, lokasi, waktu, dan situasi dalam proses komunikasi. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai prinsip ini: