Mohon tunggu...
Judi Judi
Judi Judi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Bidang Reproduksi Hewan

Peneliti Bidang Manajemen, Teknologi dan Gangguan Reproduksi Hewan Liar dan Ternak

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Melestarikan Anoa, Satwa Liar Kebanggaan Indonesia

24 Januari 2023   15:10 Diperbarui: 25 Januari 2023   12:14 2009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Upaya pelestarian atau konservasi satwa liar terancam punah sudah lama dilakukan, baik dilakukan secara in situ (di dalam habitat alaminya) maupun secara ex situ (di habitat buatan/tiruan). Konservasi anoa secara in situ di antaranya dilakukan di beberapa hutan taman nasional yang dikelola oleh pemerintah.

Konservasi secara ex situ dilakukan di beberapa lembaga konservasi dan kebun binatang, baik oleh pemerinrah maupun swasta, seperti di Taman Margasatwa Ragunan (Jakarta), Taman Safari Indonesia (Bogor Jawa Barat dan Prigen Jawa Timur), dan Kebun Binatang Surabaya (Jawa Timur).

Pengelolaan pemeliharaan satwa liar di tempat konservasi dalam rangka penyelamatan setidaknya berfokus pada beberapa aspek, utamanya aspek kesehatan dan reproduksi. Aspek kesehatan secara menyeluruh pada kenyataannya juga menentukan keberhasilan reproduksi.

Manajemen pengembangbiakan anoa di wilayah konservasi adalah pengelolaan perkawinan dan aplikasi teknologi reproduksi. Pengelolaan perkawinan dilakukan dengan mengidentifikasi tanda/perilaku hewan ingin kawin, kecocokan pasangan, waktu yang tepat untuk menyatukan jantan dan betina, perawatan induk bunting, persiapan kelahiran dan perawatan anak, dan lainnya.

Teknologi reproduksi ketika akan diterapkan dikaji terlebih dahulu apabila benar-benar dibutuhkan untuk membantu perkembangbiakan. Kajian terutama terkait stres pada hewan, tingkat keberhasilan, dan ketersediaan ahli dan sarana.

Teknologi reproduksi yang sudah dikaji untuk diterapkan pada konservasi anoa adalah inseminasi buatan (IB) atau sering disebut kawin suntik.

Kajian IB pada anoa di tempat konservasi pernah dilakukan di Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor dan telah menghasilkan 1 anak (lihat Judi dkk, 2010; Ariwibowo, 2010). Penerapan teknologi IB tersebut melibatkan 1 jantan dan 4 betina dengan 8 kali pelaksanaan IB.

Beberapa aspek yang masih perlu kajian mendalam di antaranya penyiapan akseptor (induk betina), pengambilan semen (sperma) dan pengolahannya, protokol IB yang tepat, pembiusan hewan, dll. 

Meskipun hasil IB tersebut secara matematis masih rendah jika dibandingkan dengan keberhasilan penerapan teknologi serupa pada hewan ternak, tetapi keberhasilan tersebut cukup memberi harapan ke depannya dalam rangka meningkatkan populasi anoa dan menyelamatkannya dari ancaman kepunahan.

***

Referensi: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun