28 – If I could give you one thing in life, I would give you the ability to see yourself through my eyes. Only then would you realize how special you are to me.
29 – Tidak ada waktu sibuk. Jika memang cinta, tentu ia akan menyelipkan waktu untuk menyapamu. Bahkan berusaha menghubungimu. Kau pun bahkan akan merasa aneh, sebab yang ditanyakan bukan hal penting. Alasan konyol pun ia bikin untuk sekadar menyapamu, menemuimu. Lebih aneh lagi ia tak mau mengakui bahwa itu cinta. Cinta, selalu menarik dibikin cerita.
31 – Merapal doa bukan untuk mengubah takdir. Hanya agar kita mengingat si perancang takdir. Merayunya. Mencumbuinya.
September 2014
1 – helo September! Bulan baik berbagi cinta. Selamat ulang tahun, adik, kau harus tambah cantic, eh, maksudku tambah baik. Rajin belajar ya! Jiayou!
1 – Lucu itu ketika melihat dia cemburu, padahal aku hanya sekadar bicara bisu, bukan bercanda serayu, apalagi merayu.
3 – Apel pagi. Pada suatu tempat di pagi hari. Doa apel dilambungkan dengan lantang menuju langit ketujuh. Seperti gemuruh kepak sayap melesat cepat. “Kami rela Allah Tuhan kami, Islam agama kami, Muhammad Nabi dan utusanNya. Ya Allah, jembarkanlah dada kami, mudahkanlah perkara kami, indahkanlah petutur kami.” Amin.
3 – Kebesaran hati. Doa seorang kiai pada orang yang memfitnahnya di dalam pesantren. “Semoga dia keluar dari pesantren dan mendapat rejeki yang lebih besar daripada di pesantren.”
4 – Jurus berkah. Kode etik memukul anak didik. Satu, mendoakan. Dua, hati tenang. Tiga, niat mendidik. Empat, kuat.
8 – Saya bukan teroris. Allahuakbar, diucapkan sebagai permulaan ibadah kesunyian. Ibadah yang ramah bukan marah.
8 – ToT. tiga prinsip pelatihan. Kesetaraan, tidak ada kiai, gus, atau santri. Kebersamaan, forum milik bersama. Keterbukaan, bisa mengkritik atau dikritik.