Bukan itu saja, agak rancu sebenarnya Menag menyampaikan pernyataan tersebut karena membawa-bawa agama yang sangat sensitif. Jadi, masyarakat berpikiran aneh dan merasa kecewa dengan pernyataan tersebut.
Saran agar hal tersebut tidak berlanjut adalah kita tidak boleh membuat pernyataan yang multitafsir atau makna ganda karena bisa disikapi lain atau berbeda oleh masyarakat lainnya.
Alangkah baiknya, kita cari kalimat, diksi-diksi kata yang baik dan bisa dimengerti banyak orang demi menjalin persatuan dan kesatuan di negeri ini. Terutama politisi dan pejabat negara harus lebih bijak dalam mengutip dan mengambil sebuah kata dan kalimat agar tidak dimaknai lain oleh masyarakat. Carilah penggunaan bahasa yang mudah dimengerti.
Untuk masyarakat lainnya, jika ada pernyataan yang kontroversial, maka kita diminta untuk tidak memanaskan suasana dan membakar kemarahan warga sehingga masalah makin besar dan kita juga ikutan ribut.
Seorang Ruhut angkat bicara soal itu tentu melihat serangan ke Menag sangat ramai dan perlu ada bantuan dan klarifikasi agar masalah selesai.
Akan ada oknum politisi yang memanaskan suasana sehingga Ruhut turun tangan dan ingin menetralisir suasana agar Menag Fachrul Razi tidak makin terpuruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H