Kesendirian. Meski kita mancing bersama-sama secara berkelompok, namun saat menantikan umpan kita diterkam oleh ikan, maka kita akan berjuang sendirian menantikan saat yang indah itu. Kepuasaannya itu akan dinikmati sendiri, meski di samping ada teman-teman. Apalagi jika mancingnya itu seorang diri, maka di sinilah tempatnya untuk introspeksi diri, bahwa kita bukan siapa-siapa. Â
Kebersamaan. Ini tentu bisa terjadi saat mancingnya bersama-sama. Di sinilah belajar bersosialisasi. Mungkin di kantor adalah seorang akunting yang biasa bekerja sendirian karena tidak boleh diganggu, maka saat menantikan umpan disambar, bisa bersenda-gurau dengan sesama atau bertukar pikiran.
Di sinilah bisa menimbulkan keakraban, karena akan terjadi interaksi. Tidak ada tekanan pekerjaan, karena ada ketenangan dan kesenangan, maka ketika diajak untuk berkomunikasi tidak akan memberikan raut muka yang menjengkelkan.
Ketujuh hal itu begitu menarik, mulai dari ketenangan akan menghasilkan kesenangan. Dengan kesenangan yang ada itu, bisa menjadi pupuk untuk berlatih kesabaran. Ketika dalam posisi sabar, maka konsentrasi atau fokus bisa terjaga.
Dengan konsentrasi, maka akan menyebabkan tahu diri, apa yang penting untuk dinikmati dan akan menghasilkan kerendahanhati. Terhindar dari kesombongan, karena akan berhadapan dengan ikan.
Dan akhirnya akan mengerti arti sepi di antara banyak orang. Mengingat ada ungkapan kesepian di antara keramaian. Ini yang sedang dialami oleh orang-orang yang sedang asyik dalam cengkeraman teknologi (gadget). Namun di sisi lain, bisa menikmati kebersamaan dengan sesama teman, saat menunggu umpan disambar. Ada kesempatan untuk bercerita tanpa ketergesaan atau keterpaksaan.
Selamat memancing.
Bukan memancing kerusuhan tentunya.-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H