Mohon tunggu...
Asaf Yo
Asaf Yo Mohon Tunggu... Guru - mencoba menjadi cahaya

berbagi dan mencari pengetahuan. youtube: asaf yo dan instagram: asafgurusosial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Privilege Siswa Sekolah Mahal dalam Mencapai Kesuksesan

14 Agustus 2023   23:24 Diperbarui: 14 Agustus 2023   23:31 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lagi, di depan sekolah tidak diijinkan orang jualan makanan apapun itu. Anak-anak tidak diijinkan untuk mencoba keluar dari sekolah hanya untuk beli jajan di luar sekolah. Konsumsi makanan yang berbeda ini tentu lebih sehat. Bahkan, banyak sekali siswa saya yang sudah membawa makanan dari rumah, dimana makanan yang dibawa kalau saya lihat itu termasuk makanan yang sehat, ada yang bahkan sejak masih SMP kelas 7 saja sudah konsumsi nasi merah , wkwkwkwkw.

Jalur lain yang bisa dilihat adalah adanya Pelajaran tambahan sesudah sekolah. Mungkin bagi banyak anak, hal ini merupakan sebuah siksaan. Kalau bisa ya sesudah sekolah terus jalan-jalan kemana gitu. Tapi masalahnya, anak-anak dari sekolah ini sesudah sekolah masih disibukkan dengan berbagai kegiatan tambahan. 

Dari les matematika, fisika, kimia, basket, bela diri, renang, mandarin, coding dan lain sebagainya. Loh, mereka kuper dunk? Tidak seperti itu. Mereka tetap anak-anak gaul seperti pada umumnya, tapi mereka dibebani dengan berbagai kegiatan lain, ada yang hanya les seminggu sekali, ada yang dua kali, bahkan ada yang enam hari dalam seminggu full les. Ada yang sampai jam enam, ada yang sampai jam tujuh, bahkan ada yang sampai jam 9 malam. Dalam sehari ada yang ikut les tiga jenis les berbeda, entah les matematika, mandarin, atau inggris, tergantung kemampuan anak dan finansial orang tuanya.

Terkesan menyiksa? Terkesan mengerikan? Bisa jadi begitu. Tapi tiba-tiba saya teringat teori yang dikemukakan oleh emile Durkheim (dalam Pelajaran geografi, hehehe) bahwa suatu wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi maka tingkat persaingan menjadi tinggi dalam usaha mempertahankan diri. Untuk memenangkan persaingan, tiap orang berusaha untuk pendidikan dan keterampilannya serta mengambil spesialisasi tertentu. Hal ini sangat jelas terlihat di daerah kota besar maupun kota metropolitan.

Nah, saya rasa, para orang tua ini tahu bahwa mereka perlu mempersiapkan anaknya dengan berbagai keterampilan yang ada untuk bisa memenangkan persaingan. Mereka tidak perlu tahu menurut teori ABCD untuk menerapkan ini. Sepanjang mereka memiliki resource untuk biaya berbagai les-les, maka itu bukan menjadi masalah besar.

Jalur privilege ini juga bisa dilihat dari lingkungan pergaulan. Siswa-siswa yang masuk di sekolah mahal, umumnya juga pasti keluarga-keluarga yang berasal dari kelas menengah atas. 

Keluarga yang secara ekonomi sudah cukup mapan. Keluarga dengan status sosial yang sama pasti memiliki cara berpikir, cara pandang dan kehidupan yang tidak jauh berbeda. Otomatis, mereka juga memiliki target yang sama. 

Belum lagi, Masyarakat dengan kehidupan ekonomi yang sama, dalam banyak hal juga pasti akan nyambung dalam banyak hal. Tidak ada semacam kultur shock dari salah satu pihak kalau bertemu dan berbincang-bincang karena hidup dalam lingkungan dan budaya yang sama. Sesama orang kaya ini menciptakan jaringan yang kelak bisa diharapkan untuk jangka panjang.

Dengan priviledge yang dimiliki anak-anak dari keluarga kaya dan di sekolah mahal, ibaratnya mereka sudah beberapa langkah lebih maju dari anak-anak yang berasal dari keluarga biasa dan sekolah biasa. Tentu saja bukan berarti semua murid dari sekolah mahal pasti sukses, sementara sekolah yang biasa pasti gagal. 

Tidak seperti itu, tapi sekolah mahal sudah memberikan berbagai hal yang lebih baik yang membuat lulusannya selangkah lebih maju dibandingkan orang-orang yang dari kalangan kelas biasa.  Tetap orang dari kalangan manapun harus disertai usaha dan doa. Namun, orang yang asupan gisi sangat bagus dengan orang yang asupan gisi terbatas pasti memberikan hasil yang berbeda. 

Jadi, mau tidak mau, privilege akan membuat hidup seseorang menjadi jauh lebih mudah dalam mencapai keberhasilan dalam hidup dibandingkan Masyarakat ekonomi kelas bawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun