1. They are always on guard for risks and threats to their power, yang berartikan Pemimpin dengan gaya Machiavellian berasumsi bahwa orang pada dasarnya berubah-ubah, serakah, dan penipu, sehingga pemimpin selalu waspada terhadap pergeseran loyalitas dan tidak menggunakan manipulasi atau mengadu domba satu sama lain untuk mempertahankan atau memperoleh lebih banyak kekuatan untuk mencapai tujuan.
2. They don't mind being feared, yang berartikan Machiavelli memperingatkan bahwa berjuang untuk menjadi pemimpin yang paling disukai dapat menjadi bumerang ketika masa-masa sulit membutuhkan tindakan keras. Dengan menjadi terlalu penyayang dan murah hati, para pemimpin pada akhirnya dapat membiarkan kekacauan menghancurkan organisasi.
3. They will use deception if necessary, yang berartikan Pemimpin gaya Machiavellian tidak memiliki masalah dalam mempertahankan atau menggunakan kekuasaan dengan cara menipu untuk memastikan keamanan organisasi.
4. They use rewards and punishments to shape behavior, yang berartikan Pemimpin gaya Machiavellian tidak keberatan mengeksploitasi ketakutan dan keinginan orang untuk membuat mereka mengikuti aturan dan melakukan apa yang diperlukan untuk kebaikan secara keseluruhan.
Sumber: Daft,R.L (2018). The Leadership Experience. In marketing Management 7 edition
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H