Kepemimpinan transformasional dan karismatik keduanya menyarankan bahwa pemimpin individulah yang bertindak sebagai katalis untuk membawa perubahan yang berharga menuju pencapaian tujuan atau visi. Namun dalam banyak kasus, perubahan yang berhasil dihasilkan dari upaya koalisi orang-orang daripada upaya seorang pemimpin tunggal.Â
Kepemimpinan koalisi melibatkan membangun koalisi orang-orang yang mendukung tujuan pemimpin dan dapat membantu mempengaruhi orang lain untuk mengimplementasikan keputusan pemimpin dan mencapai tujuan. Pemimpin koalisi mengamati dan memahami pola interaksi dan pengaruh dalam organisasi.Â
Mereka terampil dalam mengembangkan koneksi dengan jaringan orang yang luas dan dapat menyesuaikan perilaku dan pendekatan mereka terhadap orang dan situasi yang beragam. Pemimpin koalisi mengembangkan hubungan positif baik di dalam maupun di luar organisasi, dan mereka menghabiskan waktu mempelajari pandangan orang lain dan membangun aliansi yang saling menguntungkan.Â
Pembangunan koalisi tampaknya menjadi sangat penting di arena politik. Terdapat beberapa Langkah untuk meningkatkan keefektifan coalitional leadership, yaitu:
1. Para pemimpin koalisi melakukan banyak wawancara. Pemimpin melakukan wawancara informal dengan orang-orang dari seluruh organisasi untuk mengumpulkan informasi dan mendapatkan pemahaman yang jelas tentang tantangan dan peluang yang mereka hadapi. Selain wawancara, para pemimpin berbicara secara informal dengan orang-orang kapan pun mereka mendapat kesempatan.
2. Pemimpin koalisi mengunjungi pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya. Pemimpin koalisi juga meminta pandangan dan masukan dari pelanggan serta pemangku kepentingan lainnya yang berpotensi berpengaruh, seperti anggota dewan, lembaga pemerintah, kreditur, atau lainnya.
3. Pemimpin koalisi mengembangkan peta keterlibatan pemangku kepentingan. Para pemimpin biasanya menemukan bahwa ada beberapa orang yang sangat mendukung tujuan dan rencana mereka, beberapa yang dengan gigih menentang mereka, dan sebagian besar yang bisa berayun ke arah mana pun.
4. Pemimpin koalisi mendobrak hambatan dan mempromosikan kerja sama lintas silo. Langkah kritis terakhir dalam kepemimpinan koalisi adalah terus-menerus mendobrak hambatan dan mempromosikan kerja sama dan kolaborasi lintas departemen, divisi, dan tingkat.
Machiavellian-Style Leadership
Niccolo` Machiavelli meruapakan seorang filsuf, sejarawan, dan ahli strategi politik Italia yang menulis The Prince pada tahun 1513 sebagai panduan bagi para pemimpin politik saat itu tentang cara memperoleh dan menggunakan kekuasaan. Istilah Machiavelli seringkali dikaitkan dengan perilaku yang tidak bermoral, bahkan jahat.Â
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan seseorang untuk keuntungan pribadi, tetapi dalam kenyataannya argumen penting Machiavelli dalam The Prince adalah bahwa kesejahteraan negara harus didahulukan dan para pemimpin harus bertindak tegas.
Terdapat ciri-ciri dari gaya kepemimpinan Machiavellian, diantaranya: