Dengan hati-hati, Alma mengikuti petunjuk dari Bunda. Ia menaruh wajan di atas kompor, lalu menuang minyak ke dalamnya. “Segini cukup Bun, minyaknya?”
Bunda mengangguk, setelah memastikan minyak yang dituang Alma tidak melebihi perkiraannya. Lalu Alma menyalakan kompor dan menunggu minyak hingga panas, barulah memasukkan bumbu yang sudah disiapkan.
“Wangi banget, Bun. Hmm...” Alma mengendus-ngendus, dan menyesapnya dengan sepenuh perasaan. Melihat tingkah putri bungsunya, Bunda hanya menggeleng-gelengkan kepala, sambil terus tersenyum.
“Nah itu bumbunya sudah matang, sekarang masukkan brokolinya, sama bawang bombay, tomat dan paprika.” Perintah Bunda lagi. “Sambil diaduk-aduk ya biar merata.”
Lagi-lagi Alma mengikuti petunjuk Bunda. Satu per satu sayuran itu dimasukkan ke dalam wajan dengan hati-hati.
“Kalau sudah layu, kasih garam sama saus tiram, udah deh selesai.”
“Yang bener, Bun? Gampang banget, ya?” sentak Alma.
“Iya, emang begitu. Tuh lihat, udah layu kan? sudah matang itu,” kata Bunda setelah memeriksa sayuran di dalam wajan.
“Yee... berhasil, berhasil, yess!” Rasa senang tak terperi menyelimuti perasaan Alma.
“Udah, pindahkan ke mangkuk, lalu mandi, dan siap-siap makan.”
“Ok, Bun.”